Menlu Indonesia: Asia Tenggara tidak bisa menjadi “tempat yang aman” bagi penjahat pemerkosaan

Jakarta (JurnalPagi) – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan Indonesia harus ikut serta dalam upaya mencegah Asia Tenggara menjadi “safe haven”. (tempat berlindung yang aman) Bagi pelaku tindak pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang menyasar warga negara Indonesia sebagai korban.

Penting bagi kita untuk bekerja sama dan memastikan bahwa wilayah kita tidak menjadi seperti itu tempat berlindung yang aman “Bagi pelaku TIP,” kata Retno dalam sambutannya saat membuka agenda Penganugerahan Perlindungan Hasan Wirajuda Warga Negara Indonesia (HWPA) Tahun 2023 di Jakarta.

Menlu menekankan meningkatnya tren perekrutan tenaga kerja, termasuk WNI, di perusahaan perjudian online dan penipuan online. (penipuan daring) Di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir, katanya, warga negara Indonesia yang terjebak oleh perusahaan telah dieksploitasi dan menjadi korban TPPO.

Ia mengatakan hingga tahun 2021, terdapat 3.428 kasus WNI yang terjerat perusahaan penipuan online, yang sebagian besar masih terkonsentrasi di kawasan Asia Tenggara. Angka ini semakin meningkat setiap tahunnya dan terbukti 40% di antaranya merupakan contoh pelecehan seksual.

Karena semakin berkembangnya metode kejahatan transnasional yang berpotensi menjerat WNI, Retno menyatakan upaya perlindungan WNI harus lebih bersifat preventif dibandingkan sekedar penanganan dan penyelesaian kasus.

Kementerian Luar Negeri terus perkuat sistem perlindungan WNI

“JurnalPagi lain melalui edukasi masyarakat mengenai proses migrasi yang aman dan program persiapan keluar yang efektif bagi PMI (Pekerja Migran Indonesia) di masa depan,” kata Menlu.

Selain itu, ia juga menekankan perlunya koordinasi intensif antar kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan di pusat dan daerah serta kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat untuk melindungi WNI agar tidak terjaring TPPO di luar negeri.

Kementerian Luar Negeri RI pada hari Jumat kembali menganugerahkan HWPA Award 2023 kepada 23 individu dan lembaga yang terbukti berkontribusi dalam upaya perlindungan WNI di luar negeri sepanjang tahun.

Sejumlah penerima penghargaan diketahui berperan penting dalam penanganan kasus pelecehan seksual WNI di luar negeri, berkontribusi dalam upaya pencegahan melalui edukasi dan advokasi. Salah satu penerima HWPA 2023 adalah AKBP Ni Made Pujewati dari Polda NTB yang berperan dalam penyelesaian 55 laporan TPPO yang melibatkan 94 tersangka selama tahun 2023.

Kementerian Luar Negeri Indonesia menganugerahkan HWPA kepada 23 aktivis pendukung WNI
Kementerian Luar Negeri menangani 44.521 kasus perlindungan WNI di luar negeri pada tahun 2023.

Koresponden: Nabil Ehsan
Redaksi : M Razi Rahman
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *