11 pertanyaan ini bisa mendeteksi potensi penyakit lupus pada anak

Jakarta (JurnalPagi) – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit lupus dini pada anak secara mandiri.

Pada webinar “Lupus pada Anak” Selasa, Anggota Satgas Koordinator Alergi Imunologi (UKK) IDAI dr Reni Qarhani Majangsari, SpA(K), MKes mengatakan ada 11 pertanyaan dalam panduan SALURI yang disebut pengecekan. Untuk penyakit lupus itu sendiri

Untuk memudahkan orang tua mendiagnosis lupus di rumah, IDAI menawarkan panduan bertajuk SALURI, Periksa Lupus Sendiri. Berikut beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan masyarakat untuk mengetahui apakah seorang anak diduga menderita lupus, ujarnya.

Lupus bisa muncul pada semua usia, termasuk anak-anak

Pertanyaan pertama adalah apakah anak sering mengeluh persendiannya terasa pegal, nyeri, atau bengkak selama lebih dari tiga bulan. Lalu jari tangan dan/atau kaki anak Anda pucat, kaku atau tidak nyaman saat kedinginan?

Selain itu, cari tahu apakah anak Anda menderita sariawan selama lebih dari dua minggu, kelainan darah seperti anemia, leukositopenia, atau trombositopenia.

“Pernahkah anak Anda mengalami ruam merah berbentuk kupu-kupu di wajahnya dengan sayap yang mengepak ke kiri dan ke kanan? Lantas apakah anak sering mengalami demam di atas 38 derajat Celcius tanpa diketahui penyebabnya? kata Renee.

Mengenal Perbedaan Lupus dan Alergi serta Gejalanya

Selain itu, perhatikan baik-baik jika anak Anda mengalami nyeri dada saat bernapas selama beberapa hari. Apakah anak Anda sering merasa lelah dan lemas meski sudah cukup istirahat?

Sedangkan tiga pertanyaan terakhir yang menjadi ciri khas penyakit lupus adalah apakah kulit anak sensitif terhadap sinar matahari, apakah terdapat protein pada tes urine anak, dan apakah anak pernah mengalami kejang.

Jika Anda menjawab ‘ya’ pada setidaknya empat pertanyaan, ada kemungkinan anak Anda menderita lupus. Reni menambahkan: Segera konsultasikan ke dokter terdekat.

Cara Jitu Atasi Lupus

Menurut laman Kementerian Kesehatan, Lupus merupakan penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen, terbentuknya kompleks imun, dan disregulasi sistem imun yang menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh.

Lupus dapat menyerang satu atau lebih sistem organ. Pada sebagian orang, hanya kulit dan persendian yang terkena, namun pada sebagian pasien, lupus menyerang organ vital lainnya seperti jantung, paru-paru, ginjal, sistem saraf pusat atau tepi.

Penyakit autoimun tidak bisa dicegah, tapi ada cara untuk mengurangi risikonya

Dokter: Wanita 9 kali lebih berisiko terkena lupus

Koresponden: Pamela Sakina
Redaktur : Siti Zulikha
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *