Kementerian Pertanian merealisasikan 262 unit bantuan pompa untuk petani Labak

Kami lega menerima bantuan pompa sebanyak 262 unit dari 500 unit yang diajukan ke Kementerian Pertanian.

Rangkasbitung (JurnalPagi) –

Dalam upaya meningkatkan produksi pangan, Kementerian Pertanian (Komentan) menyalurkan bantuan pompa sebanyak 262 unit kepada petani di Kabupaten Labak, Provinsi Banten.

“Kami lega setelah menerima bantuan pompa sebanyak 262 unit dari 500 yang diajukan ke Kementerian Pertanian,” kata Kepala Bidang Produksi Jasa Pertanian Kabupaten Lebak Danny Iskandar, dalam keterangannya di Rangkasbitong, Lebak, Sabtu.

Sejauh ini kebutuhan pompa bagi petani di 28 subwilayah sekitar 500 unit untuk meningkatkan produktivitas pangan khususnya beras.

Sedangkan pompa yang tersedia bagi petani di wilayah Labak berjumlah sekitar 100 buah.

Dengan begitu, bantuan Kementerian Pertanian sebanyak 262 unit juga ditambah dengan pompa yang tersedia bagi petani lokal sebanyak 362 unit.

Danny mengatakan, kami berharap dapat membantu sisa 148 unit pompa dari pemerintah provinsi dan kabupaten.

Menurut dia, kebutuhan pompa untuk menyuplai air di wilayah Lebak sangat diperlukan, apalagi menghadapi musim kemarau panjang.

Total luas lahan sawah mentah di wilayah Labak adalah 51.297 hektar, dan jika pemompaan selesai maka indeks tanam (IP) bisa ditingkatkan dari dua musim tanam menjadi empat musim tanam per tahun.

Lulusan UGM Yogyakarta ini mengatakan, “Kita tidak bisa membayangkan satu gerakan tanam hingga empat musim tanam per tahun bisa menanam 200.000 hektar dan menjamin lebak bisa berkontribusi pada kedaulatan pangan nasional.”

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sukabungah di Desa Tembakbaya, Kecamatan Labak, Ruhyana, mengatakan, pihaknya bersyukur mendapat bantuan pompa dari Kementerian Pertanian, unit berkapasitas 6 inci yang mampu mengairi sawah seluas 50 hektare. Bidang.

Sekjen Kementan Kawal Program Pemompaan di Jateng

Bantuan pompa yang tadinya digunakan untuk menyedot air permukaan Sungai Ciujung dan kini para petani sudah bisa melakukan aktivitas penanaman.

Faktanya, petani setempat menanam padi 10 hari setelah tanam, dan air mengalir.

“Kami dan petani di sini tidak takut lagi jika musim kemarau karena sudah ada pompa bantuan,” kata Ruhyana.

Koresponden: Tuan Suriana
Redaktur: Nusarina Yuliastuti
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *