Konsumsi kedelai dapat menyebabkan gangguan reproduksi pada janin laki-laki

Jakarta (JurnalPagi) – Mengonsumsi kacang-kacangan saat hamil memang dapat meningkatkan kadar zat besi dalam darah, namun jika terlalu banyak mengonsumsi kedelai utuh dapat menyebabkan gangguan reproduksi pada janin laki-laki.

Menurut dokter kandungan dan dokter kandungan di Rumah Sakit Nasional, dr. Cipto Mangunkusumo Prof. dokter. dokter. Noroyono Wibowo, Sp.OG Subsp KFm (K) dalam diskusi online di Jakarta, Selasa.

Dikatakannya: Jika kedelai murni banyak dikonsumsi karena adanya genistein yang merupakan salah satu zat perangsang tumbuh fitoestrogen, jika bayi berjenis kelamin laki-laki maka risiko terjadinya masalah pada sistem reproduksi atau saluran kemih meningkat sebesar 3%. . .

Mengonsumsi kedelai utuh juga meningkatkan risiko menstruasi dini di usia dewasa bagi ibu hamil yang mengandung janin perempuan karena terpapar kadar estrogen yang lebih tinggi selama kehamilan.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan: Ibu hamil sebaiknya mengontrol konsumsi hati

Selama hamil, ibu tidak hanya perlu mendapatkan zat besi dari satu sumber, tapi juga dari sumber lain seperti protein, lemak, mineral, dan karbohidrat, kata Noriono. Salah satu sumber zat besi yang mudah diserap tubuh adalah daging merah dari daging sapi atau kambing, dimana ibu hamil membutuhkan daging minimal 400 gram.

Selain daging, asupan zat besi juga harus tercukupi dari sayur-sayuran, kacang-kacangan atau telur, karena zat besi harus mempunyai bahan pengikat agar dapat mengalir dengan baik di dalam darah, yaitu dari protein.

Namun, terkadang harga daging yang mahal membuat para ibu sering mengalami kekurangan zat besi yang sangat penting untuk tumbuh kembang janin.

“Pada trimester pertama kalau zat besinya kurang dari 11 miligram maka disebut anemia, pada trimester kedua kurang dari 10,5 atau paling mudah mengonsumsinya 10 setengah miligram,” kata Noriono.

Anemia Bisa Pengaruhi Perkembangan Otak Anak Hingga Usia 5 Tahun

Untuk menjaga kecukupan zat besi dalam tubuh, Noriono menyarankan pemeriksaan darah tepi lengkap (DPL) untuk mengetahui apakah seseorang mengalami anemia defisiensi besi. Jika Anda berencana menikah, waspadai anemia penyebab thalassemia, karena dapat menjadi risiko tekanan darah tinggi bagi ibu hamil dan risiko kematian bayi sebelum dilahirkan.

25% anak yang lahir dari ibu penderita thalassemia dapat menderita thalassemia mayor dan memerlukan transfusi darah setiap minggu.

Selain itu, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, kelebihan zat besi juga akan menjadi masalah lain karena dapat menyebabkan oksidasi lemak yang dapat menyebabkan kematian sel dalam tubuh.

Selain itu, zat besi juga bisa menjadi racun atau racun bagi tubuh jika jumlahnya terlalu banyak. Hal ini karena protein tidak dapat mengikat cukup zat besi sehingga zat besi tersebut menjadi radikal bebas di dalam tubuh.

“Kalau dalam jumlah tertentu bisa merusak semuanya. Salah satunya adalah besi. Asalkan besi terikat tidak akan berkarat, tapi kalau besinya bebas bisa menjadi radikal bebas seperti dalam kehidupan sehari-hari. .. menjadi. Bisa berkarat karena besinya bebas.”

Dokter: Cegah Anemia pada Ibu Hamil dengan Makanan Kaya Zat Besi

Koresponden: Fitrah Asy’ari
Redaktur : Siti Zulikha
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *