Para psikolog mengatakan bahwa perceraian adalah penyebab anak tidak mempunyai ayah

Jakarta (JurnalPagi) – Psikolog klinis anak dan remaja dari Institut Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi mengatakan perceraian menjadi salah satu penyebab fenomena tersebut. Tidak punya ayah Atau keadaan dimana anak secara fisik dan mental kurang memiliki kehadiran dan peran ayah.

“Salah satu penyebab fenomena ini Tidak punya ayah Sebenarnya tidak ada perceraian atau ayah lain dalam kehidupan anak tersebut, kata Vera saat dihubungi JurnalPagi di Jakarta, Minggu.

Menanggapi dampak negatif perceraian, Varia menegaskan, kehadiran ayah dalam kehidupan anak dapat mempengaruhi cara berpikir dan pola perilaku anak ketika menghadapi suatu hal.

Apalagi jika orang tuanya sudah bercerai, kehadiran tersebut dapat menghalangi anak untuk melakukan berbagai perilaku yang patut diwaspadai, seperti perubahan sikap, misalnya menjadi terlalu emosional, memberontak, dan tidak mau bersekolah atau melakukan aktivitas ekstrem lainnya. hal. , diblokir.

Agar tumbuh kembang optimal, sosok ayah harus hadir dalam kehidupan anak

BRIN Jelaskan Peran Ayah dari Kehamilan hingga Tumbuh Kembang Anak

Meski sudah bercerai dari ibunya, ia menjelaskan bahwa sang ayah tidak boleh melupakan perannya sebagai pemimpin keluarga. Ia mengatakan, orang tua perlu mengurangi rasa egoisnya agar anak tidak merasa berada dalam situasi yang terjebak dalam masalah di kedua belah pihak.

Vera pun menyarankan untuk mencegah anak mengalami fenomena tersebut Tidak punya ayah atau merasa terabaikan, orang tua hendaknya bisa memastikan kasih sayang tetap mengalir pada anak dengan mengatur jadwal pertemuan secara rutin.

“Pertahankan kontak rutin dengan anak, misalnya dengan terus berada di sekolah untuk menyaksikan berbagai aktivitas anak, misalnya penampilan di kelas atau lainnya,” kata Vera.

Di sisi lain, untuk mencegah hal tersebut terjadi, ia mengingatkan seluruh ayah untuk mendukung tumbuh kembang anaknya baik materiil maupun spiritual.

Sebab setiap tindakan yang dilakukan orang tua, menurutnya, dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan anak di kemudian hari.

“Ayah tetap perlu memiliki waktu rutin untuk bertemu dan menjalin bonding dengan anak agar anak tetap merasa berarti bagi ayahnya,” kata Vera.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pasangan yang bercerai di Indonesia akan mencapai 463.654 pada tahun 2023.

Terdapat 10 provinsi dengan jumlah perceraian terbanyak antara lain Jawa Barat 102.280 kasus, Jawa Timur 88.213 kasus, Jawa Tengah 76.367 kasus, Sumatera Utara 18.269 kasus, dan DKI Jakarta 17.263 kasus.

Disusul Provinsi Banten 16.158 kasus, Lampung 15.784 kasus, Sulawesi Selatan 14.612 kasus, Sumatera Selatan 11.450 kasus, dan Riau 10.141 kasus.

Kementerian PPPA: RUU KIA Atasi Masalah ‘Tak Berayah’

Keluarga yang Kehilangan Sosok Ayah

Pentingnya Ayah Menghabiskan Waktu Bersama Anak Meski Sedang WFH

Koresponden: Harilvita Dharma Shanti
Diedit oleh: Zita Mirina
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *