Kepala Dinas Kesehatan: Gizi kronis dan infeksi menyebabkan stunting

Makassar (JurnalPagi) – Kurang gizi kronis dan sering infeksi menjadi penyebab utama perawakan pendek. Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sidrap, Dr. Ns H Basra, S.Kep, M.Kes mengatakan:

Menanggapi pemicu stunting pada anak di manapun, termasuk di Kabupaten Sidrap, Basra mengatakan, Minggu, “Tumbuh kembang anak yang stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan seringnya infeksi, kondisi dimana mereka tidak tumbuh berkembang.”

Ia mengatakan, kondisi tersebut ditentukan oleh tinggi badan atau tinggi badan anak yang berada di bawah standar usia yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.

Beliau menjelaskan: Perlu ditegaskan bahwa anak pendek belum tentu pendek, tetapi anak yang tinggi badannya pendek pasti pendek, hal ini bisa terjadi karena anak pendek karena genetik tetapi tidak menjadi pendek.

BKKBN Sulsel Gencarkan Sosialisasi Program DASHT Cegah Stunting.

Ia melanjutkan: “Tidak hanya tinggi badan yang pendek, tetapi pertumbuhan otak juga tidak berkembang, sehingga akibat buruknya adalah anak sulit belajar, tidak pandai dan sulit konsentrasi, dan jika sudah terjadi perawakan pendek, satu-satunya hal yang dapat dilakukan adalah Ini adalah perbaikan. Memberi makan agar efeknya tidak lebih besar.

Ia menambahkan, kasus perawakan pendek dapat terjadi karena sulitnya akses anak terhadap gizi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, karena faktor ekonomi orang tua atau kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pendidikan dan gizi yang benar.

Basra menjelaskan: “Anak kerdil tidak hanya terjadi pada keluarga miskin, banyak keluarga yang bertubuh pendek, namun anaknya pendek, hal ini menunjukkan bahwa perawakan pendek bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga terkait dengan pola asuh dan pola makan yang salah. .” .

Ia menambahkan, saat ini prevalensi perawakan pendek di Sydrap adalah 25,4% berdasarkan data SSGI tahun 2021, sedangkan World Health Organization (WHO) menetapkan batas toleransi perawakan pendek di suatu negara hanya 20%.

Menyikapi stunting di Kabupaten Sidrap, Basra mengatakan telah mengembangkan inovasi “Sahabat Stunting” atau “Saya Disini Untuk Stunting” yang merupakan program edukasi bagi ibu hamil, ibu nifas, balita dan menyasar remaja putri. Pelayanan pendidikan dan kesehatan terkait pencegahan stunting.

Ia melanjutkan: Melalui program Sahabat Pendek, Dinas Kesehatan akan memberikan pelayanan kesehatan, edukasi, diagnosis dini risiko pendek, layanan rujukan pengobatan dan pemberdayaan masyarakat.

Kemenkes: Untuk mengatasi masalah gizi, diperlukan kerja sama semua pihak
IDAI: Ketahui tanda-tanda pertumbuhan normal untuk deteksi dini stunting

Koresponden: Suryani Mappong
Redaktur: Soeharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *