Citra Buana Prasida resmi berpartisipasi di BEI dengan menerbitkan 20% saham.

Jakarta (JurnalPagi) – Pengembang dan pengelola properti PT Citra Buana Prasida Tbk resmi mencatatkan penawaran umum perdana (IPO) dengan kode saham CBPE di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga IPO Rp 150 per saham, menjadi yang keempat. Penerbit terdaftar tahun ini dan 829 di pasar saham.

Dalam IPO tersebut perseroan akan menawarkan maksimal 20% sahamnya kepada publik atau sebanyak-banyaknya 271,25 juta lembar saham baru sehingga perseroan akan memperoleh modal sebesar 40,68 miliar Rial.

R. Seluruh dana hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui IPO ini akan digunakan untuk membangun toko di kawasan Hyper Square Paskal, kata Asp Eddy, CEO CBPE. Menurutnya, ini untuk menangkap berbagai peluang di masa depan dan menjangkau lebih banyak pasar.

“Alhamdulillah, pada hari ini dan juga di awal tahun 2023 yang penuh optimisme, kami berhasil mencapai milestone baru melalui IPO yang merupakan aksi korporasi strategis. Melalui IPO ini tentunya PT Citra Buana. Prasida berkomitmen untuk selalu berbuat yang terbaik bagi masyarakat dan bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya bagi perkembangan perekonomian kota Bandung yang kita cintai ini.”

Dalam aksi korporasi ini, CBPE menunjuk Panin Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.

Eddie bersyukur industri real estate terus pulih di tengah pemulihan ekonomi saat ini. Perseroan terus melaksanakan berbagai program ekspansi regional guna menjaga tren pertumbuhan kinerja yang baik.

Sejak dikembangkan pada tahun 2003, Pascal Hyper Square telah menjadi kawasan hunian seluas kurang lebih 135.000 meter persegi, dilengkapi dengan berbagai fasilitas antara lain pasar makanan, pertokoan, pusat perbelanjaan, pendidikan, hotel, asrama, dan pusat hiburan.

Saat ini masih terdapat lahan di kawasan Pascal Hyper Square yang dapat dikembangkan perseroan untuk membangun 92 ruko untuk dipasarkan dan dialihkan.

“Saat ini, produk retail real estate masih menjadi andalan kami. Selama masa pandemi dari tahun 2019 hingga tahun lalu, pendapatan perusahaan meningkat karena peningkatan pendapatan sewa dan alih fungsi atau penggunaan gedung dan/atau tanah (toko).” kata Edi

Selain itu, lanjut Eddy, perseroan saat ini juga memiliki rencana untuk mengembangkan kawasan ekowisata di Kecamatan Sipako, Bandung, seluas 37.860 meter persegi.

Terkait kinerja keuangan, pendapatan perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022 sebesar 19,26 miliar Rial, turun 29,03% dibandingkan dengan periode yang berakhir pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 27,14 miliar Rial.

Pengurangan ini terutama disebabkan karena masih adanya beberapa proses peralihan penggunaan atau penggunaan bangunan dan/atau tanah (ruko) sampai dengan tanggal 30 Juni 2022, dan baru akan diakui sebagai pendapatan setelah pelepasan unit tersebut. Namun demikian, pendapatan sewa perusahaan mengalami peningkatan, dimana manajemen perusahaan selalu meningkatkan kinerja pemasarannya untuk mencapai tujuan pemindahan atau penggunaan dan penyewaan ruko tersebut.

Laba komprehensif perusahaan untuk tahun berjalan hingga 30 Juni 2022 adalah $4,14 miliar, turun 64,97% dari $11,84 miliar pada periode yang berakhir pada 30 Juni 2021.

Eddy mengatakan: Ke depan, manajemen perseroan akan meningkatkan laba tahun berjalan secara keseluruhan dengan melakukan efisiensi seluruh biaya.

Di sisi lain, total aset perseroan sebesar 199,87 miliar Rial pada akhir Juni 2022, meningkat 2,46% dibandingkan akhir Desember 2021, setara dengan 195,06 miliar Rial. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan kas dan setara kas, penambahan uang muka dan properti investasi.

Sri Molyan berharap jumlah penerbit di pasar saham segera mencapai 1.000
BEI Raih IPO Tertinggi Sejak 1992 Privatisasi
Esra Raisi resmi menarik 144 miliar real di bursa.

Koresponden: Citro Etomoco
Editor: Biqwanto Situmorang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *