BKKBN berharap generasi muda harus sehat dan tidak stunting

Ternat (JurnalPagi) – Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI Nupian Indosti, berharap generasi muda di Maluku Utara (Malut) harus sehat, kuat, dan pendek untuk mempersiapkan Indonesia Emas.

Untuk itu penguatan proses transformasi ekonomi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan tahun 2045 menjadi fokus utama untuk mencapai infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik agar generasi muda di Maluku Utara tidak terpuruk. pendek. Nopian Indosti mengatakan pada Selasa saat kunjungan bisnis ke Provinsi Maluku Utara.

Nopian mengatakan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 merupakan titik tolak untuk mencapai tujuan Visi Indonesia 2045 yaitu Indonesia Maju, karena dikatakan sebuah negara jika dua orang penduduk usia produktif berada di bawah umur. Berusia 15 tahun ke atas, Mereka merasakan imbalan demografis. Mendukung orang yang tidak produktif sampai dengan usia 64 tahun, yaitu kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke atas.

Ia mengatakan, bonus penduduk ini dapat diartikan sebagai manfaat ekonomi akibat menurunnya rasio ketergantungan akibat penurunan kesuburan dalam jangka panjang.

Akibat keunggulan demografi ini, kita memasuki situasi window of opportunity, atau peluang untuk menjadi kaya, karena terjadi penurunan angka kelahiran, yang dalam jangka panjang mengurangi proporsi penduduk muda, menurut Nopian. Investasi untuk memenuhi kebutuhan mereka berkurang dan sumber daya dapat diarahkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Oleh karena itu, kita diingatkan bahwa generasi muda saat ini harus sehat dan kuat untuk mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas. Makanya kita tidak boleh kekurangan, kita harus pintar-pintar untuk bisa bersaing di Indonesia Emas masa depan. ” Dia berkata.

BKKBN minta posyandu ukur balita untuk kurangi stunting.

Selain itu, Wakil Ketua KSPK BKKBN RI menyatakan bahwa prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,3% per tahun sejak tahun 2015 hingga 2019, dan tujuan penurunan pertumbuhan stunting telah mencapai 2,5% dari tahun 2020 hingga 2024. Oleh karena itu, laju penurunan pertumbuhan tinggi badan per tahun menjadi 14% pada tahun 2024 adalah sebesar 3,4%.

Sedangkan di Maluku Utara sendiri, menurut data SSGI tahun 2022 dan data SKI tahun 2023, prevalensi balita stunting mengalami penurunan sebesar 2,4% dari 26,1% menjadi 23,7%. Penurunan yang dicapai Maluku Utara memang signifikan, namun masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 21,5%.

Oleh karena itu, untuk mencapai target 14% tersebut, melalui implementasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Nafsu Makan (RAN PASTI) yaitu dengan pendekatan keluarga berisiko stunting, pendekatan intervensi gizi terpadu, serta pendekatan intervensi gizi terpadu. pendekatan multisektoral dan multipartai.

BKKBN: Keterlibatan masyarakat di Posyando menjadi kunci penurunan stunting

Koresponden: Abdul Fatah
Redaktur: Triono Subagyo
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *