BBWS Citarum: Luas banjir di Bandung Selatan hanya 72 hektare

KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT (JurnalPagi) – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sitarum mengungkapkan, luas wilayah banjir di Bandung Selatan yakni di Daye Kulot, Balinda dan beberapa wilayah lainnya berkurang menjadi 72 hektare dengan sistem pengelolaan. di tempat.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citrum Bastri mengatakan, dengan penerapan sistem ini, 81% banjir di Citrum hulu Blandeh, Daye Klot, Andir telah teratasi. Di kawasan Bandung, Selasa.

Bastri menjelaskan, Untuk kolam penampungan Andir berfungsi sebagai pemecah aliran dan penampung air dari Sitarum ketika debit air sedang tinggi dan karena tingginya debit air yang berpotensi menimbulkan banjir tidak dapat berjalan dengan lancar, sehingga Dari pompa untuk dipompa kembali ke dalam air. Titik sitrun yang lebih rendah

Kami juga akan menambah pompa lagi di tahun 2023, yaitu pompa Cibugel dan Cigede. Untuk beberapa daerah dataran rendah kami tambahkan pompa agar air bisa dipompa saat Sungai Sitarum sedang tinggi dan terjadi hujan deras di Bandung (hulu). Cikapundung), ini juga fungsi dari kolam penampungan.”

Sementara itu, Aksbo Rankmaniyar, Bastari menjelaskan, kegiatan tersebut memulihkan waduk-waduk bekas kelokan Sungai Sitarum yang terkena normalisasi 30 tahun lalu, agar bisa ditempati warga dan dibawa ke warga setempat. Pembakaran Sampah

Katanya: Baiklah, ini akan kita kembalikan dan pulihkan menjadi waduk yang juga berguna untuk mengatasi banjir.

Bay yakin banjir akan berkurang 81% di tiga wilayah Bandung Raya.

BPBD serukan waspada bencana alam hingga puncak musim hujan

Banjir di Sukabumi terendam air di rumah, lahan pertanian, dan kolam

Meski dengan sistem tersebut, Bastri mengungkapkan, masyarakat yang sudah mengalami banjir selama 20 tahun seringkali harus menunggu hingga sebulan hingga benar-benar surut, yang saat ini paling lama memakan waktu sehari bahkan beberapa jam. Pada kedalaman kurang dari satu meter

“Dulu warga Desa Andir (Kabupaten Bandung) bilang sudah 20 tahun sering terjadi banjir yang mungkin butuh waktu berbulan-bulan untuk mereda, tapi sekarang terlihat banjir paling lama terjadi dalam beberapa jam atau hari. akan kembali dengan bantuan pompa,” ujarnya.

Ditambahkannya: Untuk mengatasi permasalahan banjir di hulu Sitarum bahkan di jalur aliran Sitarum, diperlukan kerja sama dan kesadaran semua pihak, mulai dari kesadaran untuk tidak membuang sampah dan sampah di Sitarum yang menyebabkan tersumbatnya aliran. , hingga kebijakan tidak menjadikan Sitarum sebagai saluran pembuangan limbah rumah

Katanya, karena kanal menyebabkan bocornya aliran Citarum yang letaknya jauh dari kolam, maka perlu kerja sama semua pihak.

Diketahui, Indonesia, termasuk Jawa Barat, sudah memasuki musim hujan sejak akhir tahun 2023.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan puncak musim hujan diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Februari atau akhir Februari 2024, meski tidak terjadi secara bersamaan.

Berdasarkan Analisis Zona Musim (ZOM) juga ditemukan bahwa 52% tanah Indonesia sudah memasuki musim hujan. Khusus di Kalimantan, curah hujan tinggi diperkirakan akan terjadi di berbagai wilayah pada bulan Januari hingga April.

Polda Jambi Kirim Sub Massa untuk Evakuasi Korban Banjir di Sungai Banyak.

Ratusan Rumah Warga Krinchi dan Sungai Banyak Terendam Banjir

Banjir surut di tujuh wilayah di Labohan Batu Selatan

Koresponden: Ricky Prayuga
Redaktur: Reza Molyadi
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *