Ahli: Penggunaan obat tekanan darah secara teratur tidak menyebabkan gagal ginjal

Inilah penyakit darah tinggi yang tidak terkontrol dan tidak minum obat. Selain itu, gula darah tinggi yang tidak terkontrol akibat kurangnya pengobatan menyebabkan kerusakan pada ginjal

JAKARTA (JurnalPagi) – Ketua Persatuan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) Pringgudigdo Nugroho mengatakan tidak benar penggunaan obat diabetes dan tekanan darah secara teratur dapat menyebabkan gagal ginjal.

Dikatakannya, hal ini merupakan respon atas ketakutan sebagian masyarakat terhadap penggunaan obat tersebut meskipun tersedia di puskesmas, karena khawatir akan gagal ginjal dan beralih ke obat herbal.

“Sebenarnya darah tinggi yang tidak terkontrol kalau tidak minum obat. Selain itu, gula darah tinggi yang tidak terkontrol karena tidak minum obat, merusak ginjal,” kata Pringgodigdo. Ginjal Sehat untuk Semua disiarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di kanal YouTube resminya di Jakarta, Rabu.

Selain itu, kata dia, para ahli ginjal di seluruh dunia tidak menganjurkan pasien dengan gangguan ginjal menggunakan obat-obatan herbal yang belum diketahui efeknya pada organ tersebut. Katanya, sebenarnya ada zat yang justru bersifat racun dan bisa merusak ginjal.

Penderita tekanan darah tinggi yang tidak mengikuti pengobatan berisiko mengalami komplikasi

Ia mengatakan, Tekanan darah dan diabetes dapat menimbulkan komplikasi berupa penyakit ginjal kronis yang dapat berkembang menjadi penyakit ginjal stadium akhir dan memaksa pasien untuk menjalani hemodialisis.

Menurutnya, sejumlah faktor risiko penyakit ginjal kronis antara lain diabetes, gangguan tekanan darah, penyakit jantung, baik yang mengidapnya maupun karena riwayat penyakit tersebut dalam keluarga. Selain itu, obesitas juga dapat meningkatkan faktor risiko.

Katanya: Gejala penyakit ini adalah pembengkakan pada bagian tubuh seperti tangan, kaki, mata, wajah dan tangan. Lalu ada juga masalah saat buang air kecil, misalnya volume urin berkurang, warna gelap atau darah, berbusa dan nyeri. Selain itu rasa lelah dan haus pun bertambah.

Dalam kesempatan tersebut, Siamsol Bahri, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Perawat Dialisis Indonesia, mengatakan perlu adanya peran perawat untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk membangun kepercayaan.

Wamenkes: Penderita Diabetes Tetap Boleh Puasa Asal Sudah Tentukan Waktu Minum Obatnya.

Dengan membangun kepercayaan masyarakat atau pasien, kata dia, dapat mengubah persepsi dan mengubah perilaku, terutama pada pasien yang masih dalam enam bulan pertama pengobatan. “Kurang dari 6 bulan, biasanya dia masih melakukannya,” ujarnya.

Tidak hanya pengobatan herbal, pasien pun mencoba hal aneh lainnya sebagai alternatif, kata Siamsol.

Ia mengatakan, dengan menunjukkan data dan bukti yang dapat diandalkan mengenai pasien yang kondisinya semakin parah, bahkan sekarat, karena tes tersebut, maka persepsi mereka bisa berubah dan mereka akan mengikuti pengobatan yang diberikan oleh dokter.

Penderita diabetes harus mengetahui dua hal sebelum memulai pengobatan herbal

Koresponden: Makkah Yumna Ning Prisieh
Editor: Risbani Fardanieh
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *