Pelajari tentang LINAC dan brachytherapy sebagai pilihan pengobatan kanker

Jakarta (JurnalPagi) –

Terapi radiasi atau terapi penyinaran, termasuk yang menggunakan Akselerator linier (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk pengobatan kanker.

Terapi radiasi dianggap salah satunya Perilaku Untuk beberapa tujuan, antara lain memperkecil ukuran tumor sebelum operasi, mengobati kanker, mencegah kambuhnya kanker, dan mengurangi nyeri kanker dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Denny Handoyo Kirana, Sp.Onk.Rad (K), mengatakan, “Oleh karena itu, sebelum melakukan terapi radiasi, penting untuk mengetahui sifat kankernya, apakah kanker tersebut merespon terapi radiasi dengan baik atau tidak.” Ahli Onkologi Radiasi RS Siloam MRCCC dalam siaran resmi, Selasa.

Kedua prosedur tersebut dilakukan oleh ahli onkologi radiasi, dosimeter, dan fisikawan medis untuk memenuhi kebutuhan spesifik pasien kanker, termasuk rencana perawatan individual, metode pemberian, jadwal, dan dosis radiasi yang sesuai.

Tahapan awal pengobatan ini meliputi pengambilan gambar pasien (merencanakan CT) untuk mengidentifikasi target radiasi, menentukan titik sasaran dan merencanakan radiasi oleh dokter sebelum pasien menjalani radioterapi.

Terapi radiasi memiliki keunggulan dibandingkan pengobatan kanker lainnya karena dapat menyasar area kanker secara tepat dan tepat, sehingga tidak menyisakan organ sehat di sekitar sasaran.

efek samping

Setiap pengobatan mempunyai risiko efek samping, termasuk terapi radiasi, yang dapat dibagi menjadi dua kategori: efek samping jangka pendek jika muncul segera setelah 6 bulan, dan efek samping jangka panjang jika muncul setelah 6 bulan.

Efek samping jangka pendek dari terapi radiasi antara lain mual dan muntah pada pasien yang mendapat terapi radiasi pada lambung dan saluran pencernaan, dapat terjadi kerontokan rambut pada area kulit yang mendapat terapi radiasi, dan perubahan kulit yang terkena akibat pengobatan menjadi merah. . .

Terapi radiasi dapat dibagi menjadi dua jenis utama yaitu terapi radiasi eksternal dan internal. Terapi radiasi pancaran eksternal mengarahkan pancaran radiasi ke area tubuh yang terkena kanker dari luar tubuh. Cara ini dilakukan dengan menggunakan alat radiasi yang digerakkan ke sekeliling tubuh pasien.

Durasi terapi radiasi dapat bervariasi tergantung pada rencana pengobatan yang ditentukan oleh ahli onkologi radiasi dan biasanya bervariasi antara 4 dan 15 menit.

Sedangkan terapi radiasi internal (brachytherapy) melibatkan penempatan sumber radiasi di dekat kanker atau di dalam tubuh pasien, yang langsung menyasar kanker di area tersebut.

Siloam Hospital Group khususnya RS Siloam MRCCC Semanggi telah menjadi pusat pengobatan kanker swasta terkemuka di Indonesia yang dilengkapi dengan teknologi terapi radiasi terkini yaitu Linear Accelerator (LINAC) dan Brachytherapy.

Dengan tersedianya layanan radiasi ini, MRCCC mampu memberikan lebih dari 36.000 perawatan radiasi kepada pasien kanker setiap tahunnya.

Silwam Hospital Group saat ini memiliki total empat mesin LINAC, yakni dua di MRCCC, satu di RS Silwam Agora Sempaka Putih, dan satu di RS Silwam Sel Simatupang, Jakarta Selatan. Dalam waktu dekat, MRCCC akan menambah kemampuan mesin LINAC terbaru sebagai andalan untuk terapi radiasi yang lebih tepat dan efektif.

Untuk mendukung penanganan kasus kanker di Indonesia, Siloam Hospital Group juga memiliki 12 dokter onkologi radiasi yang tersebar di beberapa lokasi antara lain MRCCC, RS Siloam Agora Cempaka Putih, Lippo Village Karawaci, TB Simatupang Jakarta Selatan, Siloam Makassar dan Siloam. Surabaya

Tim medis layanan terapi radiasi dibekali dengan pelatihan dan pengetahuan mendalam tentang penggunaan LINAC dan brachytherapy dalam pengobatan kanker.

Koresponden: Alvansia Pesaribo
Redaktur : Siti Zulikha
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *