Moeldoko: Diperlukan lebih banyak penelitian dan inovasi untuk menghadapi tantangan pangan

“Kita membutuhkan lebih banyak inovasi untuk meningkatkan produktivitas, inovasi untuk meningkatkan kualitas, inovasi untuk menggantikan ekspor, inovasi untuk meningkatkan daya saing pangan,” ujar Moldoko saat menerima rektor Universitas Bina Insan Luboklin.

Jakarta (JurnalPagi) – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengingatkan perguruan tinggi untuk meningkatkan riset dan inovasi guna menjawab tantangan pembangunan di sektor pangan yang semakin kompleks.

Kami membutuhkan lebih banyak inovasi untuk meningkatkan kualitas, inovasi untuk menggantikan ekspor, inovasi untuk meningkatkan daya saing pangan, Moldova menyambut Dr. Sardio, Presiden Universitas Bina Insan Luboklinggao, Dr. Sardio. Kantor, diterima di Jakarta, Rabu.

Indonesia, menurut Moeldoko, memiliki banyak potensi di bidang pangan yang belum dioptimalkan. Oleh karena itu diperlukan riset dan inovasi untuk mengembangkan potensi tersebut agar Indonesia dapat memenangkan persaingan global.

Moeldoko juga menyebutkan dampak perubahan iklim yang menjadi tantangan terkini untuk mencapai ketahanan pangan nasional. Ia prihatin dengan cuaca di Indonesia yang basah selama dua tahun terakhir.

Dia berkata: Kami telah basah selama lebih dari dua tahun, dan saya khawatir jika kami mengering pada saat yang sama.

Sementara itu, dr. Sardio mengatakan, pihaknya saat ini sedang mempersiapkan pembangunan Taman Tekno di sektor pertanian

Perkembangan Taman Tekno yang merupakan bidang penelitian dan pengembangan menjadi ruang kerjasama antara pendidikan dan industri untuk menghasilkan produk pertanian yang dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sardio mengatakan: “Kami telah menyiapkan lahan empat hektar dan tanahnya subur. Kami mendukung Kantor Staf Kepresidenan untuk segera melaksanakan rencana ini.”

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan tantangan ekonomi global pada 2023 antara lain potensi krisis pangan, penurunan ekspor hingga krisis keuangan.

Mencermati kondisi perekonomian di tahun 2023, kita sekali lagi harus berhati-hati dan waspada, mengingat adanya krisis moneter, penurunan ekspor, kemungkinan penurunan ekspor, maka berhati-hatilah terhadap krisis pangan karena masalah sosial dan politik dapat muncul. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Selasa (6/12).

Editor: Agus Setivan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *