Jakarta (JurnalPagi) – Huawei baru-baru ini dikabarkan telah mengajukan paten teknologi berupa sensor sidik jari ultrasonik, yang mungkin mengindikasikan langkah pengembangan teknologi sidik jari ultrasonik agar tidak lagi bergantung pada perusahaan lain.
Kabar tersebut dilansir Gizmochina, Senin, yang menyebutkan hal tersebut menarik karena saat ini produsen ponsel di industri mengandalkan solusi sensor dari perusahaan bernama Goodix yang dibatasi oleh paten Qualcomm.
Sensor sidik jari ultrasonik sebenarnya bukan hal baru karena diperkenalkan Samsung melalui ponsel andalannya, Galaxy S10 pada tahun 2019 lalu.
Xiaomi Mi 5S akan dibekali sensor sidik jari ultrasonik Qualcomm
Sejak saat itu, Samsung sudah pasti menggunakan teknologi ini pada ponsel kelas atas, khususnya seri S, dan mendorong produsen lain untuk mengikutinya.
Dalam kasus sensor yang dipatenkan Huawei, ini adalah kabar baik karena memberikan pilihan lain bagi industri.
Paten tersebut, berjudul “Modul, Sistem dan Peralatan Elektronik Pengenalan Sidik Jari Ultrasonik,” diajukan di bawah CN117058725A dan menampilkan desain sensor yang menjanjikan peningkatan akurasi pengenalan sidik jari.
Xiaomi Mi 7 akan dibekali sensor sidik jari dalam layar
Spesifikasi paten mencakup rincian teknis konstruksi sensor, termasuk tumpukan elektroda konvensional, lapisan piezoelektrik, dan serangkaian unit elektroda piksel.
Detail teknisnya menjelaskan cara kerja sensor dalam mode kirim dan terima untuk menangkap informasi sidik jari dengan akurasi lebih tinggi.
Meskipun rincian teknisnya mungkin rumit, intinya adalah bahwa paten baru Huawei menunjukkan ambisinya untuk mengembangkan teknologi sidik jari ultrasoniknya sendiri, sehingga berpotensi mengurangi ketergantungan pada solusi perusahaan lain di masa depan.
realme C30s menawarkan sensor sidik jari samping di segmen ‘entry level’
Penerjemah: Livia Cristianti
Redaktur : Siti Zulikha
Hak Cipta © JurnalPagi 2024
