Dyah Roro Esti: Kesenjangan teknologi di masyarakat harus diminimalisir

Saya sebagai wakil masyarakat melihat kesenjangan di daerah memang nyata. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak lain seperti Bank Dunia mempunyai peran yang sangat penting dalam memperkecil kesenjangan tersebut.

JAKARTA (JurnalPagi) – Anggota DPR Dayah Roro Esti mengatakan pemerintah bersama pihak terkait lainnya termasuk Bank Dunia harus meminimalkan kesenjangan teknologi di masyarakat.

Menurutnya, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, di satu sisi terdapat kelompok masyarakat yang dengan mudah dapat memanfaatkan berbagai fitur teknologi seperti Pembayaran digital Gunakan QRIS ke ponsel untuk pertukaran informasi, media sosial, dll.

Lanjutnya, namun di sisi lain, ada kelompok masyarakat yang sama sekali tidak memiliki akses terhadap gawai dan internet, bahkan masih asing dengan dunia digital.

Roro Esti ketika menyampaikan: “Saya sebagai perwakilan masyarakat melihat kesenjangan ini terjadi secara nyata. Jadi pemerintah dan pihak lain seperti Bank Dunia dalam hal ini mempunyai peran yang sangat penting dalam meminimalisir kesenjangan tersebut.” Berikan jawaban Anda mengenai transformasi digital khususnya di Indonesia pada Pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) 2024 di Washington DC, AS.

Transformasi digital di bidang perekonomian menjadi salah satu pembahasan utama dalam forum internasional dimana Roro Esti hadir sebagai perwakilan parlemen dari Indonesia.

Roro Estey juga mengatakan bahwa teknologi kecerdasan buatan atau Kecerdasan buatan (AI) menjadi komponen penting dalam pembangunan bangsa.

“Namun dengan pesatnya pertumbuhan kecerdasan buatan, maka kesenjangan digital juga perlu diantisipasi,” ujarnya di Instagram-nya.

Sementara itu, saat menghadiri pertemuan Majelis Parlemen Dunia 2024 di sidang yang sama, Roro Esti menyampaikan komitmennya terhadap kesetaraan perempuan dalam politik.

Menurutnya, politik dan perempuan sangat penting bagi setiap negara.

Ia mengatakan, di level politik, Indonesia telah menempatkan perempuan di dunia politik dengan kuota sebesar 30 persen.

Ditambahkannya, kuota parlemen masih kurang dari 30% yakni 21,6%.

Menurutnya, permasalahan utama kesenjangan gender adalah perempuan harus meminta izin kepada suami atau orang tuanya untuk ikut berpolitik.

Masalah lainnya adalah kekurangannya, kata Roro Estey Dana Untuk mendorong perbaikan kesenjangan gender.

Dana Hal ini untuk mengembangkan data dan Peningkatan Kapasitas Oleh karena itu, sebagai tindak lanjutnya Peningkatan Kapasitas “Apa yang dilakukan akan terstruktur karena sesuai dengan bidang-bidang yang memerlukan tindakan positif,” kata anggota Komisi VII DPR itu.

Presiden Bank Dunia, Presiden IPU (Inter-Parliamentary Union) dan anggota parlemen dari seluruh negara juga hadir pada forum tahunan tersebut, yang membahas isu-isu global kontemporer mulai dari iklim, gender, kecerdasan buatan hingga ketenagakerjaan. negara-negara.

Dyah Roro Esti: Prioritaskan Infrastruktur di Kawasan Bencana Bawean
Anggota DPR: RUU EBT siap dibahas lagi di Komisi VII
Dyah Roro Esti: RUU EBET adalah langkah nyata menuju Indonesia yang lebih baik

Koresponden: Klik Devanto
Editor: Ahmed Bochuri
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *