Dokter menjernihkan mitos tentang pneumonia

JAKARTA (JurnalPagi) – Dokter spesialis bedah jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta, membantah sejumlah mitos mengenai paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan menggunakan kipas angin menghadap tubuh dengan paru-paru basah .

Menurut Dr. Ermono Superaya Sp. BTKV, paru-paru basah bisa terjadi karena adanya infeksi pada paru-paru atau penyakit jantung yang menyebabkan adanya air di paru-paru, bukan hanya karena sering tidur di lantai.

Jadi, tidur di lantai tidak membuat paru-paru basah. Jadi kalau diperiksa jantung dan paru-parunya, tidur di lantai sebenarnya tidak masalah, katanya di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan: Menggunakan kipas angin yang langsung menghadap tubuh pada malam hari saat tidur bukanlah penyebab utama pneumonia.

Menurutnya, infeksi penyebab paru-paru basah bisa terjadi jika kipas angin yang digunakan kotor dan berdebu karena tidak dibersihkan.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan: “Selama kurang lebih delapan jam tidur dengan kipas angin menyala, debu masih terhirup dan masuk ke paru-paru, keadaan ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru dan akibatnya paru-paru menjadi berair. “

Katanya: Oleh karena itu paru-paru menjadi basah karena debu mengendap di paru-paru, sel darah putih berperang di dalam tubuh dan menimbulkan peradangan infeksi.

Merokok dan merokok sama-sama meningkatkan risiko kanker paru-paru
Dokter: Perokok pasif 4 kali lebih mungkin terkena kanker paru-paru

Ermono juga menjelaskan, penyakit jantung atau infeksi dapat menyebabkan paru-paru terendam air.

Lanjutnya, jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi pada paru, sebaiknya pasien diperiksa secara normal dan cairannya dikeluarkan untuk memastikan tidak ada tumor atau kanker pada paru.

“Kalau ada infeksi paru-paru, konsultasikan ke dokter sampai dokter bilang tidak apa-apa. Setelah itu, bisa periksa setahun sekali dan minum obat. Jangan anggap enteng dan capek bolak-balik. Dr.” Dia berkata.

Dia menyarankan pemeriksaan jantung dan paru-paru untuk menyingkirkan kemungkinan pneumonia atau infeksi lainnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya berolahraga, memakai masker, dan menghindari paparan debu dan asap untuk mencegah penyakit paru-paru.

Produk yang Menghasilkan Asap Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Paru-Paru
Dokter Jelaskan Proses TBC Sebabkan Cairan Menumpuk di Paru-paru

Koresponden: Fitrah Asy’ari
Redaktur: Meriati
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *