Mempromosikan budaya Indonesia ke luar negeri melalui Batik Challenge

Jakarta (JurnalPagi) – Budaya Indonesia tengah digalakkan di berbagai belahan dunia melalui mahasiswa penerima beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), program unggulan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Penerima beasiswa adalah mahasiswa S1 yang dapat mengikuti proses pembelajaran di kampus-kampus terkemuka dunia selama satu semester. Di sana mereka mengadakan BATIK Challenge, sebuah kegiatan non akademik yang bertujuan untuk mempromosikan budaya Indonesia.

Kegiatan Batik Challenge ini merupakan wujud dari Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi tentang sistem pelepasan mahasiswa pemenang penghargaan IISMA September lalu.

Adik-adik muda benar-benar perwakilan Indonesia untuk menginformasikan kepada masyarakat dunia tentang negara kita selain belajar di luar negeri, mendapatkan pengalaman dan menjalin persahabatan global. Nizam mengatakan dalam pernyataan resmi pada hari Rabu: Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk mengenal dunia.

Batik yang Membakar G20 dan Piala Dunia

Misalnya, di kawasan Eropa, penerima beasiswa IISMA yang belajar di University of Pecs menyelenggarakan kegiatan untuk anak-anak di Elementytar, taman kanak-kanak untuk anak usia 4 hingga 14 tahun di kota Pecs, Hungaria.

Mereka mengajak anak-anak menggambar motif batik dan melukisnya, mengenalkan permainan tradisional Indonesia seperti lari kelereng, serta lomba makan donat sebagai pelengkap dari lomba makan kerupuk.

 

Dokumentasi Batik Challenge oleh Penerima Beasiswa Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) (JurnalPagi/HO-IISMA)

Di Amerika, penerima beasiswa IISMA di UC Chile menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang berkontribusi terhadap lingkungan, satwa, dan budaya Indonesia. Mereka membersihkan kampus, memberi makan hewan-hewan yang hidup di jalanan Santiago, dan mementaskan gamelan di Museo del Sonido bersama KBRI Santiago. Rangkaian kegiatan ini disebut Memayu Hayuning Sesama, Memayu Hayuning Bawana, artinya berbagi kebaikan kepada sesama manusia dan berbagi kebaikan kepada dunia.

Di Australia, penerima beasiswa IISMA di Monash University membuka stan yang menawarkan berbagai kopi asli Indonesia, antara lain kopi dari Aceh, Lampung, Toraja, dan daerah penghasil kopi lainnya. Lewat secangkir kopi, mereka menawarkan pengalaman rasa dan aroma serta perbincangan terbuka tentang Indonesia. Mereka juga mengajak pengunjung stan untuk berdonasi ke Literacy for Life Foundation, sebuah organisasi yang bergerak di bidang literasi masyarakat. warga asli.

Di Inggris dan Irlandia, Pemenang penghargaan University College Cork mengadakan kegiatan yang meliputi pameran tekstil tradisional Indonesia dengan informasi yang informatif. Peserta dalam acara tersebut juga mendapatkan pengalaman langsung menggunakan kain tradisional Indonesia dan bahkan belajar proses pembuatan batik dengan lokakarya ukiran kayu.

di kawasan Asia, Pemenang penghargaan Di Chulalongkorn University, ia mengikuti pameran busana adat Indonesia dan workshop melukis bersama sejumlah seniman lukis pribumi Indonesia bekerjasama dengan KBRI Bangkok.

Tidak hanya di empat kampus di atas, 1155 BATIK ikut serta dalam tantangan ini Pemenang penghargaan IISMA di 72 universitas di seluruh dunia di 26 negara di Eropa, Amerika, Australia dan Asia secara kolektif di masing-masing Universitas tuan rumah. Selama kegiatan tentunya pemenang penghargaan Menggunakan batik dan kain tradisional Indonesia lainnya, memperkenalkan keragaman budaya Indonesia ke berbagai belahan dunia.

Dengan BATIK challenge ini, diharapkan IISMA yang merupakan salah satu program kebijakan Open Education Kampus Mandiri (MBKM) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadim Makarim, dapat mencapai tujuannya yaitu mempersiapkan mahasiswa untuk Mencapai kelulusan. Mereka kuat, sesuai kebutuhan zaman dan siap menjadi pemimpin dengan tetap menjaga semangat kebangsaan.

Direktur Program IISMA Rachmat Sriwijaya mengatakan, “Selain mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia, ajang BATIK Challenge juga menjadi ruang nyata bagi para pemenang penghargaan IISMA untuk belajar keterampilan kerjasama serta membantu yang berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Untuk Negara.”

Piaggio Kenalkan Vespa Batik Ivan Tirta di Indonesia

Penilaian nilai koleksi batik dilakukan Pemkot Pekalogan

Sandy ingin Sulu jadi destinasi MICE unggulan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *