Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika mendorong pengembangan etika kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan

Jakarta (JurnalPagi) – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Waman Kominfo) Nezar Patria mendorong lembaga pendidikan Indonesia menyusun pedoman etika penggunaan kecerdasan buatan (AI) bagi dunia pendidikan.

“Kominfo sangat mendukung kegiatan lembaga pendidikan dan lembaga penelitian yang tertarik dengan pengembangan kecerdasan buatan. Namun IT Digital bukanlah hal baru dan kini semakin banyak digunakan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika berkomitmen bekerja sama dengan semua pihak untuk mengembangkan ekosistem AI di Indonesia.

Perkembangan kecerdasan buatan telah menjadi perhatian global dengan mengedepankan manfaat teknologi kecerdasan buatan dan meminimalkan risiko dari sudut pandang etika. Berbahaya (Berbahaya) Jangan bilang.

Wamenkominfo Dorong Kolaborasi Ekosistem AI

Pada 19 Desember 2023, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Ari Setiadi mengeluarkan surat edaran tentang etika kecerdasan buatan. Menurut Wakil Menteri Nizar Patria, surat edaran ini menjadi pedoman bagi organisasi publik dan swasta dalam menerapkan kebijakan dan menggunakan kecerdasan buatan.

Bagi dunia pendidikan, saya menyarankan agar pedoman etika tersendiri dikembangkan oleh otoritas terkait agar dapat menjadi pedoman bagi civitas akademika, kata Nizar.

Menurut Wamenkominfo, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan pada civitas akademika menjadi tantangan tersendiri karena terdapat prinsip etika khususnya kejujuran dan transparansi.

“Anda bisa membuat peraturan internal sendiri dengan bantuan teknologi yang ada. Katanya: Misalnya ada plagiarisme, bisa dicek menggunakan aplikasi yang ada.

Konferensi pers tersebut dihadiri oleh Dekan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Siti Mortiningsieh, Vice President Yandex Search Strategy Alexander Popovskiy, dan Presiden Asosiasi Kecerdasan Buatan Indonesia, Lucas. Dekan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Siti Murtiningsih menyatakan telah melakukan kajian dan penelitian terhadap pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan SE AI fokus dirancang sebagai panduan etika

“Kami bekerja sama berapa umur “Dengan UNESCO untuk mengembangkan pedoman etika AI, serta dengan Universitas Nottingham di Inggris untuk penelitian kolaboratif mengenai etika AI,” kata City.

Kerja sama ini kini memasuki tahun kedua dalam menghasilkan pedoman etika AI dalam dunia pendidikan, serta pelatihan dan pendidikan bagi para guru di seluruh dunia.

Sementara itu, Alexander Poposky, Wakil Presiden Strategi Pencarian Yandex, menyatakan peluang penggunaan kecerdasan buatan di Indonesia saat ini sangat besar.

Kami mengapresiasi Indonesia yang menaruh perhatian terhadap pengembangan kecerdasan buatan. “Dan kini kami juga fokus memanfaatkan bahasa dan budaya daerah di Indonesia untuk menjadi bagian dari produk layanan kami,” kata Poposki.

Presiden Asosiasi Kecerdasan Buatan Indonesia Lucas menekankan pentingnya sumber daya manusia Indonesia. Menurutnya, Indonesia harus menguasai teknologi kecerdasan buatan dan mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada, khususnya di dunia pendidikan.

“Kita perlu meningkatkan kesadaran tentang bagaimana memanfaatkan teknologi baru secara sadar dan tidak hanya untuk konsumsi,” katanya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Latih Masyarakat Kenali Kecerdasan Buatan Melalui Program GNLD

Meta Akan Hadirkan Fitur Watermark di Sejumlah Produk AI

Alphabet Perkenalkan Model Kecerdasan Buatan Gemini

Koresponden: Ahmed Fishal Adnan
Editor: Natisha Andarningtias

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *