Rupiah masih berpotensi menguat, namun terbatas. Tunggu dan lihat karena investor menunggu data inflasi AS malam ini dan risalah FOMC
JAKARTA (JurnalPagi) – Nilai tukar rupiah antar bank di Jakarta melemah pada awal perdagangan Rabu karena pasar menunggu risalah Federal Open Market Committee (FOMC) atau rapat dewan kebijakan Federal Reserve AS mengenai benchmarknya. Kebijakan suku bunga
Pada Rabu pagi, rupee turun tiga poin atau 0,02 persen menjadi Rs 14.889 per dolar AS, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rs 14.886 per dolar AS.
“Rupee masih berpotensi menguat tapi terbatas. Investor tunggu dan lihat Menantikan data inflasi AS dan risalah FOMC malam ini, kata analis DCFX Futures Lukman Leong kepada JurnalPagi di Jakarta, Rabu.
Lookman menyebut inflasi terjadi di Amerika Serikat (AS). tahun ke tahun Diperkirakan akan menurun (setiap tahun) dari 6% menjadi 5,2%, yang akan memberi tekanan pada dolar AS.
Sementara itu, tidak ada yang diharapkan di FOMC malam ini. Namun, bank sentral AS atau Federal Reserve diperkirakan akan lebih tinggi merpati Hal ini terkait dengan kebijakan suku bunga acuan itu sendiri.
Di dalam negeri, investor menunggu data penjualan ritel Indonesia di bulan Februari yang terus menurun selama enam bulan terakhir. Namun, jika data penjualan eceran membaik, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan.
Lokman mengatakan, penguatan rupiah akhir-akhir ini ditopang oleh faktor domestik dengan kuatnya permintaan surat utang negara (SBN), terutama dari asing, karena dana asing terus mengalir ke pasar domestik.
Minat investor untuk berinvestasi di pasar keuangan domestik dipengaruhi oleh data ekonomi Indonesia yang baik dan pertumbuhan yang kuat, tingkat suku bunga yang relatif tinggi, ekspektasi peningkatan cadangan devisa yang signifikan dengan revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 2019 tentang pendapatan ekspor. mata uang asing
Pada triwulan IV tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada pada level tinggi sebesar 5,01% (tahunan) di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2022 tercatat sebesar 5,31% (tahunan), jauh lebih tinggi dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 3,7% (tahunan).
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat pada kisaran 4,5 hingga 5,3 persen pada tahun 2023, didorong oleh peningkatan permintaan domestik, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun investasi.
Selain itu, net aliran masuk modal asing mencapai Rp4,23 triliun di pasar keuangan domestik pada periode 3-5 April 2023. Aliran masuk modal asing dari pasar surat utang negara (SBN) senilai Rp 2,13 triliun dan pasar saham Rp 2,1 triliun. 10 triliun
Lukman memperkirakan rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp 14.850 per dolar AS hingga Rp 15.000 per dolar AS.
Pada Selasa (11/4), rupiah menguat 16 poin atau 0,11% menjadi Rp14.886 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di Rp14.902 per dolar AS.
Rupee Melemah Karena Pasar Menanti Rilis Data Inflasi AS
Rupee Terdepresiasi Di Awal Pekan Ini Seiring Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS.
Rupee melemah di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global
Koresponden: Marta Herlinavati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto