Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D meningkatkan risiko anak terkena eksim

Jakarta (JurnalPagi) – Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko terjadinya eksim pada anak atau lebih dikenal dengan dermatitis atopik.

Melansir Medical Daily, Kamis, eksim merupakan penyakit yang menyebabkan kemerahan, peradangan, gatal, dan rasa terbakar pada kulit orang yang terkena. Meski biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, penyakit ini bisa terjadi pada usia berapa pun.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the World Allergy Organization menyatakan bahwa ada hubungan antara kadar vitamin D dan sensitivitas alergen. Sensitisasi alergen dapat terjadi jika tubuh memproduksi antibodi lgE terhadap alergen yang tertelan, diserap, atau terhirup.

Kekurangan Vitamin D Tingkatkan Risiko Alergi pada Anak

Para peneliti di Universitas Changgong di Taiwan, yang berpartisipasi dalam penelitian ini, mengatakan penelitian tersebut juga mengamati kemungkinan berkembangnya eksim pada anak-anak.

Menurut mereka, kekurangan vitamin D sebagian besar bertanggung jawab atas peningkatan prevalensi sensitisasi alergen, yang berpotensi meningkatkan kerentanan terhadap eksim pada anak usia dini. Kekurangan vitamin D diketahui dapat menurunkan kekuatan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang dan infeksi.

Sebanyak 222 anak berpartisipasi dalam penelitian ini, termasuk anak-anak penderita eksim dan anak-anak sehat pada usia yang sama tanpa penyakit ini atau penyakit alergi lainnya.

Zat ampuh ini bisa mencegah kambuhnya dermatitis atopik

Para peserta terdiri dari tiga kelompok umur: enam bulan, dua tahun, dan empat tahun. Di antara anak-anak berusia enam bulan, 59 menderita eksim dan 36 sehat.

Pada kelompok anak usia dua tahun terdapat 37 anak eksim, 29 anak sehat, 32 anak dermatitis atopik, dan 29 anak pada kelompok usia empat tahun sehat.

Sampel serum dikumpulkan dari semua peserta dan diuji vitamin D, kadar IgE total, dan kadar IgE spesifik alergen. Berdasarkan kadar vitamin D, anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok: mereka yang memiliki kadar vitamin D kurang dari 20 ng/ml, antara 20 ng/ml dan 30 ng/ml, dan mereka yang memiliki lebih dari 30 ng/ml, kata mereka memiliki mililiter. .

Kemudian, pada anak usia 6 bulan dan 4 tahun, anak dengan kadar vitamin D kurang dari 20 ng/ml lebih cenderung mendapat ASI eksklusif dan mengalami atopi ibu dibandingkan anak dengan kadar vitamin D lebih dari 30 ng/ml.

Dermatitis atopik atau eksim merupakan penyakit kulit kronis

Atopi mengacu pada kecenderungan genetik terhadap penyakit alergi termasuk rinitis alergi, asma, dan eksim.

Anak penderita eksim pada usia 2 dan 4 tahun memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah. Namun, suplementasi vitamin D lebih sering terjadi pada anak penderita eksim pada usia enam bulan dibandingkan dengan anak sehat pada usia yang sama.

Para peneliti juga mencatat bahwa sensitisasi terhadap alergen makanan lebih tinggi pada anak-anak penderita eksim pada usia 0,5 dan 4 tahun, sedangkan sensitisasi tungau dan IgE lebih tinggi pada usia 2 dan 4 tahun.

Alergi makanan dan atopi ibu diidentifikasi sebagai faktor risiko terbesar terjadinya eksim pada anak usia 6 bulan. Namun, pada anak usia 2 dan 4 tahun, faktor risiko utamanya adalah kadar vitamin D dan kerentanan alergi tungau, kata para peneliti.

Cara Memilih Pelembab untuk Anak Penderita Dermatitis Atopik

Kimchi bisa menurunkan risiko penyakit kulit

Penerjemah: Harlevita Dharma Shanti
Redaktur : Siti Zulikha
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *