JAKARTA (JurnalPagi) – Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Paru Indonesia, Dr. H. Mohamad Yanuar Fajar, Sp.P, FISR, FAPSR, MARS menyampaikan bahwa lingkungan yang sehat merupakan faktor penting agar penyakit asma tidak mudah kambuh.
Yanwar mengatakan dalam temu media di Jakarta, Rabu: “Sebelum menggunakan narkoba, kita harus melihat dulu lingkungan sekitar (sehat atau tidak sehat).
Menciptakan lingkungan yang sehat bagi penderita asma, terutama yang masih anak-anak, bisa dimulai dari rumah, kata Yanour. Termasuk tidak memelihara hewan berbulu dan tidak bisa menyimpan banyak buku dan kardus di dalam kamar.
“Debu (dari buku dan kardus) bisa masuk ke saluran napas, yang jika kambuh (asma) menyebabkan koloni di saluran napas yang menyebabkan pneumonia,” kata Yanuar.
Pasien asma tidak boleh menggunakan obat SABA secara berlebihan
Yanuar juga merekomendasikan untuk mencuci dan mengganti gorden di rumah untuk mencegah penumpukan debu. Selain itu, pakaian yang sudah dua bulan berada di lemari juga harus dicuci.
Kemudian, AC juga biasanya dibersihkan untuk bagian-bagiannya minimal tiga bulan sekali blower Dan seminggu sekali untuk di dalam.
“Jika blower“Bisa tiga bulan sekali, di dalam seminggu sekali karena berputar mengumpulkan debu.”
Lanjutnya, usahakan juga untuk tidak memelihara hewan berbulu di rumah. Ini karena bulu hewan bisa masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan asma.
Kemenkes dukung swasta tingkatkan kesadaran masyarakat soal asma
Sedangkan untuk lingkungan luar, Yanwar mengingatkan, polusi udara seperti asap kendaraan di tengah kemacetan di DKI Jakarta juga bisa memicu penyakit asma.
Padahal, menurut Yanuar, polusi udara juga bisa menyebabkan penyakit pernapasan berbahaya seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Yanuar mengatakan PPOK sangat mirip dengan asma. Memang benar PPOK semakin memburuk dari waktu ke waktu, tidak seperti asma, yang dapat dikontrol.
“Saat saya di rumah sakit, bercanda dengan pasien, saya katakan satu-satunya cara adalah pindah ke kota lain,” kata Yanvar.
Dalam kesempatan tersebut, Yanwar juga menyebutkan bahwa pada sebagian orang, asma bisa disebabkan oleh perubahan cuaca dan minuman dingin.
“Saya sering mendengar, ‘Saya kedinginan, dokter.'” Kata Yanvar.”Es itu dingin, dingin menyebabkan bronkokonstriksi, jadi saat musim hujan, asma kambuh di malam atau pagi hari karena saluran udara lebih kecil.”
Dokter mengatakan 80% anak penderita asma memiliki riwayat alergi
Pembicara: Sochi Nurhaliza
Editor: Siti Zulikha