Jakarta (JurnalPagi) – Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengapresiasi Pameran Seni Rupa Kontemporer Artina-Sarina No.2 yang mewakili perwakilan seniman dari berbagai disiplin ilmu.
“Ini adalah pameran kedua Artina dan saya melihat peningkatan tidak hanya dalam menampilkan karya visual, tetapi juga film dan fashion. Saya kira ini menunjukkan bahwa di Indonesia batas-batas yang kaku antar seni sebenarnya sangat cair karena interaksi itu ada antara seni yang berbeda, Hilmar Farid kepada JurnalPagi, Jumat (3/3) usai pembukaan pameran.
Pameran Artina-Sarina No.2 memiliki semangat yang sama, yaitu kesatuan dalam keberagaman dalam dimensi yang berbeda, kata Hilmar. Pameran ini seperti jendela menuju semangat itu, meski dilihat dari berbagai sudut, kata Hilmar.
Menikmati Integrasi Dimensi Religius dan Spiritual Lewat Makna Nomor 2
Ia menjelaskan: “Ini semacam cahaya, bantuan yang luar biasa dalam upaya memajukan budaya. Tentu saja, kami berharap ini bisa menjadi motivasi bagi ekspresi seni seniman di masa depan.”
Artina-Sarinah Contemporary Art Event #2 mengangkat tema matrajiva yang menitikberatkan pada berbagai ekspresi seni yang menunjukkan dimensi spiritualitas dan religiositas yang berbeda dalam kehidupan masyarakat nusantara. Tema tersebut terinspirasi dari keragaman budaya nusantara yang sarat dengan nilai-nilai spiritual.
Pameran akan digelar mulai 4 Maret hingga 31 Mei 2023 pukul 10:00 WIB-22:00 WIB. Selama periode pameran, masyarakat dapat mengikuti sejumlah program seperti tur kuratorial, artist talk, dan workshop.
“Seni Agave Santosa”, pameran lukisan karya 45 seniman lintas generasi
Dalam kesempatan tersebut, Hilmar juga berdiskusi dengan sejumlah seniman tentang potensi penyaluran Dana Abadi Budaya (DAK) pada 2023 yang diperkirakan mencapai total Rp 5 triliun.
“Kami sudah membicarakannya sebelumnya. Itu sudah dilaksanakan dan dananya ditambah menjadi total 5 triliun rupiah. Jumlah ini dikelola setiap tahun dan tentunya terbuka untuk semua inisiatif, terutama yang sangat signifikan.” ujar Hilmar di akhir penjelasannya.
Museum MACAN Hadirkan ‘Gemetar Jiwa’ dalam Enam Warna
Koresponden: Ahmed Fishal Adnan
Editor: Siti Zulikha