Demam berdarah saat hamil mempengaruhi kesehatan anak pada 3 tahun pertama

Jakarta (JurnalPagi) – Ibu yang terjangkit penyakit demam berdarah (DBD/DHF) saat hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam tiga tahun pertama kehidupannya, menurut sebuah studi baru.

Demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang dapat membunuh separuh populasi dunia, Medical Daily melaporkan Rabu.

Hal ini dibuktikan dengan temuan dalam beberapa tahun terakhir bahwa kasus penularan meningkat di Amerika Serikat. Pada tahun 2023, jumlah kasus yang dilaporkan akan mencapai lebih dari tiga juta kasus.

Lebih dari 5.000 ibu hamil di Kolombia terjangkit virus Zika

Kemenkes: Perubahan iklim akan meningkatkan kasus DBD pada tahun 2024

Salah satu penulis penelitian ini dari Universitas Birmingham adalah Dr. Livia Menezes menegaskan, meski demam berdarah merupakan penyakit yang paling banyak ditularkan melalui nyamuk, namun banyak masyarakat yang kurang memperhatikan dampaknya terhadap hasil kelahiran anak.

Untuk menguji dampak infeksi demam berdarah pada ibu terhadap hasil kelahiran, para peneliti menggunakan kumpulan data besar mengenai infeksi demam berdarah pada wanita hamil dari Minas Gerais, Brazil, kata Menezes.

Mereka menemukan bahwa anak-anak yang ibunya tertular demam berdarah selama kehamilan, 27% lebih mungkin dirawat di rumah sakit sejak lahir hingga usia tiga tahun.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam American Economic Journal: Applied Economics, risiko ini mencapai puncaknya pada tahun kedua dengan peningkatan angka rawat inap sebesar 76 persen.

Artikel ini menyajikan penelitian kuat yang menunjukkan bahwa paparan demam berdarah, meskipun kasusnya ringan, selama kehamilan dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan bayi setelah lahir. Pengaruh kelahiran ini bahkan bisa berdampak jangka panjang. “Misalnya, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa berat badan lahir rendah dapat berdampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi dan kesehatan di masa dewasa,” kata Menezes.

Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang terjangkit demam berdarah saat hamil mengalami berat badan lahir lebih rendah. Hal ini meningkatkan risiko bayi tergolong berat badan lahir sangat rendah sebesar 67% dan berat badan lahir sangat rendah sebesar 133%.

Di sisi lain, penulis studi lain, Dr. Dampak negatif pada kelahiran ini tidak hanya terbatas pada kesehatan anak dan ibu saja, namun mempunyai dampak yang lebih luas pada komunitas dimana demam berdarah banyak terjadi, kata Martin Foro Kopensteiner, profesor ekonomi di Universitas Surrey.

Rawat inap dan masalah kesehatan akibat infeksi pada ibu yang sedang berlangsung semuanya memerlukan biaya dan dapat dihindari, atau setidaknya diminimalkan, dengan peningkatan kesadaran dan kebijakan yang lebih baik.

“Kami sangat menyarankan agar demam berdarah dipertimbangkan bersamaan dengan infeksi TORCH untuk diobati dan dihindari pada kehamilan, yang saat ini mencakup toksoplasmosis, rubella, HIV, sifilis, cacar air, Zika dan influenza,” kata Koppensteiner.

Kementerian Kesehatan mengajak masyarakat untuk mencegah penularan hepatitis B, khususnya pada anak-anak

Dokter: Ibu hamil dan anak-anak rentan terkena polusi udara

Ibu hamil harus mewaspadai faktor keturunan stroke dalam keluarga

Penerjemah: Harlevita Dharma Shanti
Diedit oleh: Zita Mirina
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *