“The Mind Cage” mengungkap misteri seorang pembunuh berantai

Jakarta (JurnalPagi) – “Mindcage” mengikuti detektif Jake Doyle (diperankan oleh Martin Lawrence) dan Mary Kelly (diperankan oleh Melissa Roxburgh) saat mereka mencoba memecahkan kasus pembunuhan berantai yang terjadi di daerah mereka, Arkansas, AS.

Berbeda dengan pembunuh berantai pada umumnya, pembunuhan yang ditemukan kedua detektif ini menyasar korban perempuan dan “dipakai” oleh pelaku sebagai malaikat maut. Hal ini membuat para detektif dan polisi memikirkan penjahat serupa bernama “The Artist” (diperankan oleh John Malkovich) yang saat ini berada di balik jeruji besi.

Detektif Jake dan Mary juga berasumsi bahwa agen yang mereka cari kali ini adalah peniru “artis”. Jadi, mereka – terutama Detektif Mary – mencari petunjuk dan membantu “The Artist” menyelesaikan kasus karakter palsu yang saat ini sedang dalam pelarian di kota.

Saat Mary menggali lebih dalam jiwa The Artist yang brilian namun bermasalah, dia dan Jake ditarik ke dalam permainan kucing dan tikus yang ganas. Mereka berpacu dengan waktu untuk tetap selangkah lebih maju dari “seniman” dan para penirunya.

“Kandang Pikiran” (2022). (JurnalPagi/Lionsgate/Danielle Mathias)



Premis “Mind Cage” kurang lebih mengingatkan pada pecinta filmGenre Misteri dan Seru Dalam “Silence of the Lambs” (1991) dan film Jepang “Murder Lesson” (2022), yang berkisah tentang polisi yang meminta bantuan dari para pembunuh.

Meski menarik dan memiliki banyak aspek yang perlu dieksplorasi lebih jauh, Mindcage terkesan terlalu terburu-buru dalam menceritakan kisahnya. Misalnya, mengapa kebanyakan perempuan yang menjadi sasaran pembunuhan pekerja seks? Kemudian, alasan dipilihnya make-up “Malaikat” sebagai tema dan ciri khas pelaku, adalah adanya campur tangan dari sudut pandang agama dan eksorsisme yang melingkupi kasus ini.

Sebagai protagonis, Lawrence dan Roxburgh keduanya melakukannya dengan sangat baik sebagai detektif ganda dalam karakter masing-masing. Keduanya memiliki aspek yang berbeda tetapi juga saling melengkapi.

Roxburgh memiliki sisi emosional yang kuat dan kegigihan di layar sebagai Detektif Mary. Ia mampu memberikan cahaya warna dalam cerita dan film.

“Kandang Pikiran” (2022). (JurnalPagi/Lionsgate/Danielle Mathias)



Malkovich, di sisi lain, memberikan penampilan yang sangat menarik sebagai “The Artist”. Ada beberapa adegan yang bisa ia lakukan secara unik, namun ada juga adegan yang membuat tertawa di tengah keseriusan filmnya.

Namun, dengan banyaknya elemen lain yang dimainkan dalam film tersebut, rasanya penonton tidak mampu terhubung secara emosional dengan karakter tersebut.

Selain itu, “Mind Cage” memiliki dialog-dialog yang membuat penonton terheran-heran dan seolah mengajak penonton untuk mengikuti perjalanan kedua detektif ini memecahkan kasus.

“Kandang Pikiran” (2022). (JurnalPagi/Lionsgate/Danielle Mathias)



Cukup seru dalam berpetualang untuk mengumpulkan banyak petunjuk yang telah ditemukan, namun, di saat yang sama, terkadang misteri yang menyelimutinya terlalu luas dan tidak diimbangi dengan jawaban yang memuaskan.

Film ini sangat menjanjikan dari segi premis, namun sepertinya masih kurang teknis penyampaiannya. Script gabungan dengan desain produksi dan Mengedit Yang memiliki perasaan yang sama-sama “terburu-buru”.

Meski demikian, film ini tetap bisa menjadi tontonan yang menarik untuk ditonton hingga akhir tahun dengan rangkaian teka-teki.

Film “Mind Cage” akan tayang di bioskop Indonesia pada Rabu, 30 Desember 2018.

Enola Holmes 2: Perjuangan, Cinta, dan Kesetaraan

Kisah Perampokan Bank Paling Rumit di “Way Down”

‘Horrible Terrible’, gambaran dinamika keluarga Indonesia

Koresponden: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansia Pesaribo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *