Menkominfo menekankan pentingnya adaptasi kehumasan terhadap evolusi kecerdasan buatan

Jakarta (JurnalPagi) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Ari Satyadi menekankan pentingnya adaptasi kehumasan terhadap evolusi teknologi kecerdasan buatan.Kecerdasan buatan/AI).

Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan dan berbagai disrupsi yang ditimbulkannya menuntut para pelaku komunikasi publik untuk memiliki strategi adaptasi, terutama dalam hal pengembangan sumber daya manusia dan kapasitas organisasi, ujarnya di Jakarta, Selasa.

Budi Ari mengatakan, para pegiat komunikasi publik atau kehumasan hendaknya memperhatikan etika kecerdasan buatan dan dimensi kemanusiaan dalam menggunakan teknologi tersebut.

Menurutnya, pada dimensi organisasi, para penggiat komunikasi publik hendaknya memperhatikan risiko kecerdasan buatan dan konsekuensi etis dari kecerdasan buatan secara holistik, mengevaluasi sistem internal organisasi secara berkala, dan mengikuti perkembangan regulasi kecerdasan buatan secara nasional dan global. .

Ia mengatakan, saat ini pemerintah sedang mempersiapkan tata kelola AI dengan menggunakan pendekatan horizontal dan vertikal.

Jepang berencana membuat kerangka dialog baru tentang regulasi AI
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika dan Duta Besar Korea Selatan membahas Global Artificial Intelligence Forum 2024.

Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang mengkaji implementasinya Metode penilaian kesiapan (RAM), serangkaian rekomendasi mengenai etika kecerdasan buatan yang disiapkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO).

RAM adalah alat tingkat makro yang membantu negara-negara memahami posisi mereka dalam skala kesiapan menerapkan AI yang etis dan bertanggung jawab kepada seluruh warganya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga aktif berpartisipasi dalam forum-forum internasional terkait kecerdasan buatan, seperti Artificial Intelligence Safety Summit 2023, Internet Governance Forum 2023, dan UNESCO Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence 2024.

“Kami memahami betul bahwa model kecerdasan buatan hanya ada dua, di Eropa diatur secara horizontal, di Amerika diatur secara vertikal. Jadi kami coba gabungkan semuanya,” kata Bodi Ari dan mendiskusikan mana yang lebih cocok untuk Indonesia.” .

Ia menekankan pentingnya ekosistem PR yang bertanggung jawab di tengah kemajuan teknologi yang pesat.

Ia juga menyebutkan pentingnya para profesional PR menggunakan teknologi untuk kegiatan PR yang lebih efektif.

Beliau mengatakan: Kedepannya teknologi ini dapat sangat membantu kita dalam melakukan berbagai aktivitas, termasuk aktivitas kehumasan.

Para Ahli Bagikan Tips Agar Masyarakat Tidak Tertipu Kecerdasan Buatan Saat Belanja Online
Perangkat AI eksperimental Microsoft mampu mengubah foto menjadi film

Koresponden: Fetor Rochman
Redaktur: Meriati
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *