Dosen dan guru harus mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam setiap proses pendidikan

Jakarta (JurnalPagi) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menekankan agar dosen dan guru mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam proses pendidikannya.

Sudah menjadi tugas kita untuk belajar dari pengalaman ini bahwa AI ada dan kita tidak dapat menghindarinya. “Memang kami para dosen dan guru perlu mengintegrasikan AI dari proses pembelajaran, tidak hanya saat ada tugas atau penilaian,” kata Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar Pendidikan, Kurikulum dan Penilaian Kementerian Pendidikan. Diskusi online di Jakarta, Senin.

Anindito mengatakan perdebatan mengenai penggunaan kecerdasan buatan masih terus berlanjut hingga saat ini. Kehadiran kecerdasan buatan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan kerangka berpikir yang baik karena sifatnya yang mampu membantu dengan segera.

Kemendikbud Sebut Pengembangan Kecerdasan Buatan Akan Dukung Kemajuan Pendidikan Indonesia

Seringkali penggunaan kecerdasan buatan oleh guru dianggap curang dan harus dipisahkan dari pembelajaran. Ia mencontohkan penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika yang dibicarakan karena dapat memberikan hasil perhitungan dalam waktu singkat.

Hal ini berlanjut dengan munculnya Google dan mesin pencarinya serta Wikipedia.

Ketika Google menciptakan mesin pencarinya, ada Wikipedia misalnya. Dulu, siswa tidak menggunakannya untuk pekerjaan rumah. “Saya pikir kita perlu memikirkan kembali apa artinya belajar dan menilai di era kecerdasan buatan ini,” ujarnya.

Kemendikbudristek Kaji Penggunaan Kecerdasan Buatan di Satuan Pendidikan

Menurutnya, pengalaman mengalami berbagai perkembangan teknologi hendaknya dijadikan “peringan” saat memberikan tugas kepada mahasiswa. Setiap guru dan dosen disarankan untuk memberikan tugas yang dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan kecerdasan buatan.

Jangan melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh AI saja. Kita perlu mengubahnya agar bisa menjadi alat dalam proses menjalankan tugas. Misalnya dalam penulisan esai atau tulisan, kita bisa meminta siswa untuk menggunakan kecerdasan buatan membuat ide Struktur tulisannya, ujarnya.

UI dan UMKC manfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

Bahkan jika mereka menggunakan AI untuk membantu membuat rencana pekerjaan rumah dasar, guru dan profesor dapat meminta siswa untuk melakukan penelitian yang dapat dikombinasikan dengan membuat pertanyaan-pertanyaan menarik untuk dijawab oleh AI, sehingga dapat menjadi lebih banyak informasi, katanya untuk mereka. Sains.

Siswa atau pelajar akan diminta untuk membuat rancangan AI dasar, pasti berisi informasi yang tidak pantas dan mungkin tidak bisa mewakili suara khas Anda. Katanya: Dari draf awal sebaiknya diolah kembali untuk menilai keabsahan informasinya, Anda edit ulang sedemikian rupa sehingga mencerminkan gaya penulisan dan gaya berpikir anak itu sendiri.

Wamenkominfo dorong pengembangan etika AI dalam dunia pendidikan

Dukungan Wamenkominfo kepada kampus untuk mengkaji etika penggunaan kecerdasan buatan untuk pendidikan

Koresponden: Harilvita Dharma Shanti
Redaktur : Siti Zulikha
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *