Ahli epidemiologi: Vaksinasi dengan dosis ketiga mengurangi risiko Arcturus yang parah

Sebenarnya bukan hanya Arcturus, jenis sebelumnya juga bisa terpapar, meski sudah divaksinasi, namun fungsi vaksin adalah untuk mengurangi keparahan jika terinfeksi.

Jakarta (JurnalPagi) – Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Ivan Aryawan, mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi ulang atau dosis ketiga untuk mengurangi risiko paparan serius Covid-19 tipe Arcturus.

“Sebenarnya bukan hanya Arcturus, spesies sebelumnya juga bisa terkena vaksin ini, tapi fungsi vaksin itu adalah untuk mengurangi keparahan jika kita terinfeksi, jadi setidaknya orang harus menyelesaikan vaksinasi sampai setidaknya ketika vaksin diberikan. . Dosis ketiga (penguat),” kata Ivan saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Dikatakannya, vaksinasi putaran ketiga dapat mengurangi risiko penyakit serius dan kematian jika tertular Covid-19.

Ditambahkannya: Dari analisis data yang ada, vaksinasi putaran ketiga sudah mampu menurunkan risiko penyakit serius hingga kematian, namun jika jarak antara dosis ketiga dan keempat (booster kedua) lama, dapatkan vaksin lain segera. Ivan melanjutkan: Mari jaga level antibodi kita.

Evan juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan protokol kesehatan, mengingat saat ini adalah musim mudik Lebaran.

Protokol kesehatan terus digencarkan kembali, banyak masyarakat yang menggunakan transportasi umum saat mudik, kemudian kumpul keluarga terkadang diadakan di ruangan tertutup, liburan keluarga juga di tempat umum yang ramai. setidaknya satu gaun. Kenakan masker dan cuci tangan secara teratur.”

Terkait pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Sosial (PPKM) dan Pembatasan Orang Asing (PPLN), Ivan menjawab tidak perlu eskalasi karena berdasarkan analisis sebenarnya tipe Arcturus lebih menular, namun sejauh ini tingkat keparahannya. Tidak lebih tinggi dari jenis yang sudah beredar. .

Jadi PPKM menurut saya tidak diperlukan lagi, jadi PPLN juga tidak perlu dibatasi, yang perlu dilakukan adalah screening (pemeriksaan) di bandara, kalau masuk ke Indonesia minimal harus sepertiganya. Evan mengatakan dosis vaksin dan untuk mengintensifkan skrining suhu tubuh dan pemeriksaan gejala setibanya di bandara.

Defriman Jeffrey, ahli epidemiologi Universitas Andalus, mengatakan senada dengan Ivan, karena baru dua kasus yang terdeteksi, pemerintah tidak perlu mengambil kebijakan terlalu dini untuk memberlakukan pembatasan kegiatan sosial (PPKM).

“Pemerintah tentu memantau laporan perjalanan setiap hari. Bisa dilakukan screening atau pemeriksaan lain di lokasi-lokasi strategis bagi orang yang datang dari luar negeri,” kata Defry.

Defry juga mengatakan penting bagi pemerintah untuk terus mensosialisasikan perkembangan kasus tersebut agar masyarakat dapat terus mendapatkan informasi.

Menurut data Satgas Penanggulangan Covid-19, sebanyak 68,69 juta penduduk Indonesia dari total 234.666.020 orang telah menerima dosis booster pertama vaksin Covid-19 hingga 13 April 2023.

Pemerintah Ingatkan Masyarakat Pentingnya Vaksinasi COVID-19 Sebelum Mudik
Epidemiolog: Kenakan masker dengan benar untuk melindungi diri dari Arcturus

Pemberita: Lintang Budhyanti Paramswari
Editor: Desi Purnamavati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *