Perhatikan gejala Covid jenis baru pada lansia yang berisiko

Jakarta (JurnalPagi) – Spesialis Rumah Sakit Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Mira Yulianti Sp.PD-KP mengatakan, gejala virus corona jenis baru subvarian omikron pada lansia harus diwaspadai masyarakat, meski terlihat seperti gejala pilek.

Lebih lanjut Meera mengatakan, “Orang tua banyak tidur, lemas, tidak mau makan, batuk pilek tidak disertai demam, jadi lebih berhati-hati karena bisa saja orang tua atau kakek nenek kita tertular Covid.” Diskusi kesehatan digelar secara online di Jakarta, Selasa.

Mira mengatakan, Covid-19 jenis terbaru yang merupakan turunan dari virus tipe mikron ini akan mirip dengan gejala pilek pada anak muda dan tidak terlalu parah. Namun, hal ini dapat menjadi masalah pada lansia, terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta yang parah.

Wabah Subspesies Omicron XBB.1.16 Baru Terus Meningkat di AS

Penularan subtipe omikron yang disebut BN.1 ini relatif cepat dan kasusnya meningkat dalam dua bulan terakhir di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun bagi mereka yang sudah terjangkit Covid-19 dan mendapat vaksin lengkap, sistem kekebalan tubuh akan dibangun sehingga otomatis melawan virus baru tersebut sehingga gejalanya tidak separah sebelumnya.

“Alhamdulillah saat ini tidak seperti itu, jadi angka penularannya tinggi banget, tapi yang menunjukkan gejala serius adalah orang-orang yang punya penyakit penyerta yang cukup serius, tapi tidak ada kematian yang oke,” kata Meera.

Meera mengimbau masyarakat jika merasakan gejala seperti batuk dan pilek sebaiknya melakukan tes antigen atau PCR yang dapat mendeteksi virus flu atau virus covid secara keseluruhan. Jika ditemukan hasil positif, maka perlu kesadaran diri untuk menghindari orang yang sehat atau daya tahan tubuhnya lemah agar tidak menularkannya.

WHO: Wabah Covid di Korea Utara menimbulkan ‘kekhawatiran’ terhadap jenis baru

Pencegahan bagi mereka yang sehat tetap sama seperti saat wabah SARS-CoV-2 atau Covid-19, yaitu memakai masker dan mencuci tangan dengan bersih karena virus menular melalui droplet atau cipratan air liur.

Kalau gejalanya masih awal, masih dini, batuknya flu biasa, tapi ada kemungkinan bertambah parah, jadi kalau batuk pilek, lakukan tes pengganti antigen atau tes PCR jika memungkinkan. Saran saya, terus lakukan ini agar tidak menulari orang lain yang daya tahan tubuhnya lebih kuat dari kita.

Jika virus jenis baru ini menyerang orang yang berisiko tinggi mengalami perkembangan, maka mereka akan diberikan obat antivirus yang direkomendasikan WHO dengan pengawasan dokter.

Mira juga meminta masyarakat untuk tetap menerima informasi hanya dari sumber terpercaya dari website organisasi kesehatan seperti WHO, Centers for Disease Control (CDC) dan Kementerian Kesehatan RI atau media sosial resmi rumah sakit.

Dua subtipe baru COVID menyumbang lebih dari separuh kasus baru di AS

Koresponden: Fitrah Asy’ari
Redaktur : Siti Zulikha
Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *