Noor Hoda melibatkan teroris dalam film melawan narasi terorisme

Karena mereka pernah menjadi bagian dari kelompok (teroris) ini. Mereka tahu telah dibohongi oleh kelompok lama, sehingga mereka memiliki energi untuk melawan narasi lama mereka. Kami adalah orang luar yang memahami hubungannya, jadi narasinya benar

Jakarta (JurnalPagi) – Pakar terorisme dan pembuat film Noor Hedi Ismail mengatakan sengaja melibatkan pelaku aksi terorisme secara langsung dalam pembuatan film-filmnya untuk membuat karya-karyanya. Berhubungan Dengan pengakuan para pelaku

Karena mereka pernah menjadi bagian dari kelompok (teroris) ini. Mereka tahu telah dibohongi oleh kelompok lama, sehingga mereka memiliki energi untuk melawan narasi lama mereka. Kami adalah orang luar yang memahami hubungannya, jadi narasinya benar-benar menyentuh. Jadi asyik untuk ditonton,” kata Noor Hodi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Noor Hoda berada di balik layar pembuatan konten fiksi terkait terorisme melalui film pendek dan buku. Beberapa film pendeknya antara lain Jihad Salafi, Baku Tembak dan Putus Asa Karena Ayahmu Menjadi Teroris.

Dalam film-filmnya, ia langsung melibatkan para pelaku aksi teror. Salah satunya adalah Munir Kartuno dalam film Putus asa karena ayahmu. Munir pernah mendekam di penjara selama empat tahun karena keterlibatannya dalam pendanaan terorisme dalam kasus pengeboman Mapolresta Surakarta.

Dari video tersebut, pendiri Prosthetic Peace Foundation ini mengungkapkan bahwa virus radikalisme dan terorisme tidak hanya bersumber dari jalur agama, tetapi juga dari permasalahan sosial lainnya.

Misalnya Munir Cartono, dia diradikalisasi karena masalah keluarga yang belum terselesaikan, sehingga dia mencari jalan keluar. Di sanalah dia terhubung dengan radikalisme, yang membawanya berteman dengan seorang anggota ISIS Indonesia bernama Bahrun Naim. Bahkan Munir dan Bahrun Naeem membicarakan rencana aksi teror saat bermain billiard.

Ada banyak cara untuk masuk, tidak hanya pidato, bahkan biliar pun bisa menjadi (teroris). Kekecewaan dari keluarga juga bisa. Untuk itu, semua pihak harus berpartisipasi dalam mencegah penyebaran radikalisme dan terorisme. Noor Hodi mengatakan: “Kalau memilih istilah BNPT, harus melibatkan departemen yang berbeda.”

Penguatan narasi kebangsaan, kedamaian dan keberagamaan yang otentik harus terus diberikan kepada generasi muda agar mereka kebal dan memiliki kemampuan melawan paham-paham kekerasan tersebut.

Oleh karena itu, kehadiran duta perdamaian dunia maya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menjadi solusi untuk menyebarkan pesan persatuan, perdamaian, toleransi agar generasi muda tidak terpapar radikalisme dan terorisme.

Dengan hadirnya Duta Cyber ​​Peace BNPT di 18 provinsi, Noor Hoda berharap dapat mengungkap berbagai jenis radikalisme yang muncul di berbagai provinsi. Penting bagi masyarakat untuk mengetahui bahwa radikalisme tidak hanya berdasarkan agama, tetapi juga memiliki berbagai penyebab.

Saya senang punya teman dari Ambon, Papua. “Saya harap mereka bisa membuat konten tentang jenis radikalisme yang tidak hanya berdasarkan Islam.”

Pemberita: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Setivan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *