Jakarta (JurnalPagi) – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arif Prastyo Adi mengatakan, bantuan sembako berupa beras dikemas untuk kemudian disalurkan kepada 21,353 juta masyarakat berpenghasilan rendah.
Menurut database Kemensos, bantuan sembako ini akan segera kami bayarkan untuk tiga bulan ke depan, menyasar 21,353 juta keluarga penerima manfaat. Perum Bulog telah mendapat mandat dari pemerintah untuk mendistribusikannya kepada seluruh pemangku kepentingan tersebut. kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Aref menegaskan, penyaluran bantuan sembako ini sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo untuk menjaga stabilitas pangan dan menekan kenaikan inflasi.
Besaran bantuan sembako diberikan dalam bentuk paket beras 10 kg untuk setiap penerima manfaat selama tiga bulan sejak Maret hingga Mei 2013.
“Untuk pendistribusian, mekanisme Bulog akan ditempatkan di titik pendistribusian terakhir. Dengan nama ke alamat. “Blog tentu bekerja sama dengan pihak lain untuk memastikan kelancaran distribusi,” jelasnya.
Diakui Aref, fluktuasi harga beras saat ini sangat menekan konsumen, terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, bantuan sembako menjadi bantalan bagi masyarakat untuk membeli beras yang terjangkau dan berkualitas.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan 21 juta dan 353 ribu jiwa termasuk 10 kg per penerima manfaat selama tiga bulan dibutuhkan beras sekitar 630 ribu ton. Aref menegaskan, pendistribusian beras untuk bantuan sembako ini dilakukan dari tempat penyimpanan beras (CBP) pemerintah di bawah pengelolaan Bulog.
Untuk itu, pihaknya mendorong Bulog untuk menyerap sebanyak-banyaknya dari petani lokal saat panen raya, seperti arahan Presiden Joko Widodo. Sebagaimana pemerintah telah menetapkan Bologh melalui NFA untuk menyerap 2,4 juta ton selama 2023.
Sementara itu, daging ayam dan telur juga akan disalurkan, namun dengan sasaran yang lebih spesifik yakni 1,46 juta jiwa berisiko stunting menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pendistribusiannya diharapkan menjelang Lebaran dan dikelola oleh BUMN Pangan ID FOOD
Kami membantu menangkap hasil produksi ayam pedaging dan ayam petelur dan memberikannya kepada keluarga yang berisiko stunting. Jadi di hulu kita serap, di hilir kita buka untuk umum lebih detail, keluarga berisiko stunting berdasarkan data dari BKKBN,” kata Arief.
Ditambahkannya, dengan hal tersebut, pihaknya optimistis dapat tercipta ekosistem pangan yang terintegrasi dimana sinergi hulu dan hilir tetap terjaga. Di sisi hulu, produksi petani, peternak, dan nelayan dapat diserap melalui peran BUMN pangan sebagai eksportir, sedangkan di sisi hilir, berbagai program pemerintah seperti pengurangan stunting dan pengurangan daerah rawan pangan dapat dilaksanakan dengan baik. .
Koresponden: Kuntum Khaira Risvan
Editor: Guido Merong