MP: Radikalisme agama di Israel membahayakan perdamaian dunia

Jakarta (JurnalPagi) – Anggota DPR RI, Nasirul Fallah Amro (Gus Fallah) menyatakan radikalisme agama yang dilakukan pemerintah yang berkuasa di Israel sangat berbahaya bagi perdamaian dunia.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, dia mengatakan: “Negara Israel saat ini dikuasai oleh koalisi ekstremis-radikal Yahudi yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu.

Dia menjelaskan, sejak memenangkan pemilu pada 1 November 2022, Netanyahu telah membentuk pemerintahan dengan partai-partai Yahudi radikal di bawah aliansi agama Zionisme.

Dia mengatakan koalisi itu didasarkan pada radikalisme Yahudi dan memiliki kecenderungan tidak toleran terhadap minoritas Muslim dan Kristen Israel, terutama Palestina.

Sekjen Majelis Umat Islam Indonesia (Bamusi) menyatakan, tindakan Israel yang membahayakan perdamaian sudah dimulai sejak awal 2023.

Dia berkata: “Itamar adalah ketua Partai Radikal Yahudi, Kekuatan Yahudi.”

Palestina: Serangan Israel Bisa Jadikan Al-Aqsa Medan Perang
Yordania menegaskan Al-Aqsa adalah tempat ibadah khusus umat Islam

Tokoh Yahudi radikal lainnya dalam pemerintahan Netanyahu adalah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. Gus Fallah mengungkapkan bahwa Smotrich pernah mengatakan bahwa tidak ada yang namanya orang Palestina. Smotrich pernah menyerukan penghancuran kota Howara di Tepi Barat.

“Orang-orang seperti Ben Guerre dan Smotrich tidak mau mengakui keberadaan negara Palestina dan mendukung perluasan pendudukan Israel di Tepi Barat, yang merupakan tanah Palestina. Mereka adalah aktor politik identitas yang menggunakan pandangan agama Yahudi ekstrim untuk “Mereka menggunakannya untuk mencari keuntungan. Dukungan masyarakat,” jelasnya.

Pandangan ekstrim keagamaan ini mendasari berbagai tindakan intoleransi mereka terhadap Palestina. Gus Fallah mengungkapkan bahwa baru-baru ini, pemukim Yahudi sayap kanan kembali menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, dikawal oleh polisi Israel.

Presiden PBNU Tanfidziyah mengungkapkan intoleransi kelompok radikal Yahudi menyasar minoritas Kristen. Sejak rezim Netanyahu berkuasa, serangan terhadap warga dan situs keagamaan Kristen di Yerusalem menjadi lebih dahsyat.

“Dengan demikian, apa yang terjadi di Israel adalah contoh utama ketika perdamaian dan kesetaraan memburuk ketika radikalisme agama ‘terobsesi’ bermain dengan politik identitas yang sedang berkuasa,” katanya.

Ia mengatakan: Untuk itu, selain tetap berdiri bersama rakyat Palestina yang tertindas, bangsa Indonesia harus menolak radikalisme agama dan mencegah kaum radikal memperoleh kekuasaan agar tidak terjadi situasi yang buruk di sini di Israel. Radikalisme agama tentu akan membahayakan perdamaian dan kesetaraan.

Koresponden: Fawzi
Editor: Harry Subanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *