Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah menggencarkan tiga rencana pencegahan kecurangan pada pemilu 2024.

Jakarta (JurnalPagi) – Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Ari Setiadi mengatakan pihaknya akan terus menggencarkan tiga inisiatif untuk memerangi penyebaran informasi palsu pada Pemilihan Umum (Pemilo) 2024.

Pertama dari hulu melalui Program Gerakan Nasional Literasi Digital. Kami berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat agar dapat melindungi diri dari ancaman, viktimisasi, dan penyebaran penipuan di masyarakat, kata Bodhi Ari dalam siaran pers, Sabtu. Mengerjakan.” .

Hal itu diungkapkannya pada acara dialog Pilihan Cerdas Indonesia di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (12/1).

Selain itu, di tingkat menengah, Bodi Ari memerintahkan jajarannya melakukan patroli siber ekstensif selama 1×24 jam. Menurutnya, upaya pembersihan konten palsu dan tidak benar bertujuan untuk melindungi ruang digital dari virus palsu.

“Ketika kami menemukan konten negatif atau hoaks, kami segera menindaklanjutinyaMenghapus Ia menegaskan, almarhum berasal dari ruang digital.

Tips Cegah Hepatitis pada Anak dan Prestasi Kumfo Cegah Selingkuh

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga berupaya untuk rutin mempublikasikan penjelasan mengenai kecurangan. Menkominfo menyatakan, segala informasi yang dimuat dengan kecenderungan tidak benar di ruang publik ditegaskan dan diperingatkan masyarakat untuk tidak mempublikasikannya.

Jadi misalnya ada hoaks, kita beri stempel ‘HOAKS’ agar masyarakat aman dari konten dan konten hoaks. Data dan informasinya, jelasnya.

Bodi Ari menyatakan hingga saat ini hoaks dan misinformasi seputar pemilu masih banyak ditemukan di ruang digital.

Berdasarkan hasil riset The Safer Internet Lab (SAIL) pada tahun 2023, 42 persen masyarakat Indonesia masih percaya pada misinformasi seputar pemilu.

“Kemudahan akses terhadap informasi palsu berpotensi negatif bagi perdamaian di sekitar kita,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menkominfo meminta seluruh lapisan masyarakat untuk tidak menyalahgunakan ruang digital untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Ia mengatakan: Situasi baik yang telah dicapai selama ini harus dipertahankan. Menurutnya, acungan jempol merupakan cara terbaik untuk mencegah perpecahan di kalangan anak bangsa dengan tidak menyebarkan informasi palsu, fitnah, bahkan ujaran kebencian melalui perangkat digital.

“Karena sekarang ‘penyakit’ jempol kita sedang jadi masalah. Jangan langsung mengirimkan informasi yang diterima, baca dulu, pahami dulu. Kalau tidak membantu dan mengandung ujaran kebencian atau berpotensi menimbulkan masalah, tegasnya. .Jangan membagikannya.

Ia berharap setiap warga yang memanfaatkan ekosistem platform digital juga memberikan edukasi melalui konten-konten positif. Bodhi Ari juga mengajak masyarakat luas untuk selalu mengingat saudara-saudaranya serta warga sekitar.

“Harap diingat bahwa suksesnya pemilu tahun 2024 yang damai ini merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara. Kita berharap pemilu tahun 2024 ini dapat berlangsung secara beradab dan kualitasnya terus meningkat, karena demokrasi yang berkualitas ada pada masyarakat. ia juga semakin cerdas.

Dirjen Optik: Lawan Penipuan dengan Tidak Membuka dan Menyebarkannya

Persiapan Kementerian Komunikasi dan Informatika Cegah Kecurangan dan Radikalisme Jelang Pemilu 2024

Partisipasi Komunitas Literasi Digital dalam Kampanye Pencegahan Fraud

Koresponden: Fetor Rochman

Hak Cipta © JurnalPagi 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *