Dokter: Penanganan penyakit jantung harus dilakukan hulu dan hilir

Jakarta (JurnalPagi) – Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Noor Hariono, Sp.JP (K) FIHA dari Perhimpunan Dokter Spesialis Jantung Indonesia (PERKI) mengatakan pencegahan dari hulu ke hilir penting untuk menangani penyakit jantung.

“Pencegahan (penyakit jantung) dan hilirisasi pengobatan harus dilakukan secara bersamaan,” kata Noor di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, dibandingkan negara lain seperti Singapura, kasus penyakit jantung relatif rendah karena negara tersebut juga fokus menangani masalah di hulu dengan melakukan langkah preventif.

Doktor Universitas Indonesia itu mengatakan: Kita harus mulai agar masyarakat Indonesia tidak menderita penyakit jantung, ini adalah kewajiban kita semua.

Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia dalam dua dekade terakhir. Penyakit jantung membunuh 18,6 juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Diperkirakan angka kematian ini akan meningkat menjadi 20,5 juta pada tahun 2020 dan menjadi 24,2 juta pada tahun 2030.

Penyakit jantung koroner memiliki persentase kematian tertinggi di dunia. Ini berkontribusi pada 8,9 juta kematian pada 2019.

Di Indonesia, penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor dua. Pada tahun 2021, penyakit jantung juga akan menempati urutan pertama sebagai penyakit yang membebankan biaya tertinggi pada anggaran jaminan kesehatan nasional (JKN).

Ada tiga tingkatan di mana seseorang dapat melakukan pencegahan primer penyakit jantung.

Yang pertama adalah pencegahan primer, dimana pencegahan dilakukan pada saat orang tersebut masih sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan pola hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan secara teratur.

Gaya hidup sehat ini meliputi aktivitas fisik teratur sedang, yaitu 150 menit per minggu seperti yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang serta menjaga indeks massa tubuh (BMI) yang sehat.

Kemudian, pencegahan sekunder, dimana pencegahan dilakukan ketika seseorang baru saja sakit. Dan juga pencegahan tersier, dimana pencegahan dilakukan ketika seseorang mengalami kecacatan.

PIKI: RI kekurangan dokter, alat skrining penyakit jantung

PIKI Tingkatkan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Melalui Pertemuan Tahunan

Dokter: HKN bergerak tingkatkan edukasi penyakit jantung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *