Demi susu dan perawatan kulit, wanita ini bertekad menjadi pelacur

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kotawaringin Barat melakukan operasi penertiban warung remang-remang di Jalan Ahmad Yani, Simpang Kedok, Kecamatan Kotawaringin Barat, Kamis (29/2/2024) pukul 22.30 WIB.

Penyerangan yang didukung Denpom itu berhasil menjerat empat orang perempuan. Dua di antaranya ditangkap bersama seorang pria di sebuah kamar di kedai kopi.

Kemudian keempat perempuan ini dipindahkan ke kantor PP Satpal Kobar untuk dikumpulkan informasi dan bimbingan lebih lanjut. Mereka berinisial DY (34) asal Jember, Y (47) asal Lumajang, NN (39) asal Bandung, dan Y (36) asal Bengkulu. Mereka bekerja sebagai PNS karena terdesak oleh kebutuhan ekonomi.

Selain itu, tiga di antaranya berstatus janda dan salah satunya harus menghidupi keluarga karena istrinya kini tengah menjalani hukuman di Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun karena kedapatan membawa narkoba jenis sabu.

Keempat Permonikemets mengaku belum menyerah dan akan kembali ke dunia malam. Mereka memandang bekerja sebagai PNS sebagai cara cepat mendapatkan uang.

“Satu minggu memanjakan anak saya biayanya lebih dari Rp 200.000, belum lagi susu dan perawatan kulit anak saya, semua kebutuhan itu dipenuhi dengan melayani tamu. “Tidak cukup kalau bekerja sebagai pembantu rumah tangga,” kata DY.

DY berpendapat, cara memberantas prostitusi bukan dengan menangkap PSK, melainkan mengusirnya.

“Jika orang tersebut ditangkap, dia akan kembali setelah dibebaskan. “Jika tempatnya hancur atau dievakuasi, kami akan kembali ke desa atau Simpang Kanawan,” kata Ye.

Kabid Operasi dan Penindakan Gusty M. Royce mengatakan, setelah data keempat perempuan tersebut terdata, mereka akan dilanjutkan proses BAP oleh PPNS dan kemungkinan diperbolehkan pulang pada pagi hari.

“Kami akan memanggil para pengedar S&M, kami menunggu pengakuan dari empat perempuan yang bekerja di sana, ini akan kami terapkan dalam UU Perdagangan Manusia,” ujarnya.

Dikatakannya, hasil operasi penertiban belum maksimal karena keterbatasan personel dan beberapa penghuni loket remang-remang sudah melarikan diri sesampainya di Simpang Kedok. “Mereka masuk ke dalam Simpang Kodok karena personel kami terbatas,” tutupnya. (tyo/yit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *