Jakarta (JurnalPagi) – Bakat Teknologi (Bakat teknis) di Asia, termasuk Indonesia, tetap percaya diri tentang peluang kerja bahkan saat pasar kerja teknologi Asia menunjukkan tanda-tanda awal melemah, menurut perusahaan induknya SEEK. tempat tidur, latar belakang JobStreet.
Melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, SEEK menyatakan bahwa pasar kerja teknologi mulai melemah, terbukti dengan penurunan 8% volume lowongan pekerjaan untuk bidang di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2023.
Bahkan dengan penurunan, angka tersebut masih 42% lebih tinggi dari level sebelum pandemi COVID-19, kata CEO SEEK Asia Peter Beatos. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan akan talenta teknologi tetap tinggi meskipun terjadi penurunan aktivitas perekrutan di ruang teknologi.
Bithos menambahkan bahwa banyak perusahaan teknologi sudah mengurangi jumlah pekerja yang mereka butuhkan setelah melakukan perekrutan berlebihan selama pandemi. Penurunan tingkat perekrutan juga dapat berlanjut karena bisnis menghadapi tingkat suku bunga yang lebih tinggi bersamaan dengan kemungkinan resesi.
“Namun, kebutuhan akan talenta teknologi tinggi tidak akan hilang dalam waktu dekat,” kata Bithos.
Ekonom: Bakat teknologi memiliki peluang kerja yang tinggi
Dengan lebih dari 6.000 responden talenta dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Hong Kong, dan Filipina, studi SEEK “What Tech Recruiters Wish Employers Knew: Unlocking the Future of Hiring” mengungkapkan harga diri yang tinggi di antara talenta teknologi di Asia untuk diberikan
Laporan SEEK mengatakan bahwa 71 persen talenta teknologi Asia menganggap mereka memiliki posisi negosiasi yang kuat. Hampir setengah dari mereka, atau sekitar 46% dari talenta, menerima tawaran pekerjaan sesering mungkin setiap minggu atau bulan.
Untuk Indonesia, SEEK menyatakan adanya kebutuhan talenta di bidang teknologi yang meningkat sebesar 31%, meskipun lowongan pekerjaan di bidang teknologi pada tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 17% dibandingkan tahun sebelumnya.
Inovasi teknologi harus dibarengi dengan talenta digital yang mumpuni
CEO JobStreet Indonesia Varun Mehta mengatakan prospek perkembangan transformasi digital di Indonesia mendorong pola perusahaan dalam menggunakan teknologi dan mempekerjakan lebih banyak karyawan yang secara khusus tech-savvy.
“Dalam survei kami, 45 persen responden dari profesional teknologi Indonesia tidak mencari pekerjaan baru, tetapi terbuka dan tertarik dengan peluang kerja baru dengan penawaran menarik,” kata Varun.
Oleh karena itu, Varun mengingatkan baik perusahaan teknologi maupun non-teknologi harus siap mendapatkan talenta teknologi terbaik karena pasar pekerjaan teknologi di Indonesia sedang memanas.
Menurut SEEK, talenta teknologi Indonesia lebih memilih karier yang stabil dengan keseimbangan kehidupan kerja, dengan 61 persen mempertimbangkan jalur karier ideal mereka karena dapat meluangkan waktu untuk keluarga, teman, dan hobi.
Selain itu, 27 persen talenta teknologi Indonesia bersedia kembali ke kantor secara penuh waktu. Angka ini bahkan lebih tinggi dari talenta teknis Asia dengan 18%. Sementara itu, 63 persen talenta teknologi Indonesia lainnya lebih menyukai model karir ini hibrida.
Pentingnya Upskilling dan Re-Skilling untuk Membuka Peluang Digital Talent
Kolaborasi lintas departemen jadi kunci pengembangan talenta digital
Koresponden: Rizka Kharonisa
Editor: Natisha Andarningtias