Waspadai demam yang tidak dapat dijelaskan diikuti dengan diare sebagai tanda infeksi HIV

JAKARTA (JurnalPagi) – Dokter spesialis kulit dan seksolog Dr Hani Nilasari mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami demam tanpa sebab yang diikuti diare sebagai prediktor penularan HIV (human immunodeficiency virus).

Demam yang tidak diikuti batuk dan pilek tidak sama dengan demam yang disertai infeksi paru-paru. Kemudian terjadi diare dan penurunan berat badan, sehingga hal ini perlu kita perhatikan dan diperiksakan ke petugas kesehatan.”

Gejala lain yang mempengaruhi orang dengan HIV adalah timbulnya gejala parah secara tiba-tiba pada pasien. Haney mencontohkan dermatitis seboroik, kelainan kulit yang menyerang wajah atau kulit kepala dan menyebabkan kulit bersisik. Saat pasien diperiksa, barulah dokter menduga penularan ke pasien.

“Biasanya gejalanya sudah parah dan baru ketahuan karena awalnya sel imun masih cukup untuk melawan segala macam infeksi. Namun pada suatu saat resistensi berkurang, sehingga manifestasi infeksi bisa menjadi sangat parah.

Untuk mencegah penularan HIV, dokter PMS RSCM Kencana mengimbau masyarakat untuk lebih memahami faktor risiko yang dapat menyebabkan penularan HIV. Penyebab utama penularan HIV adalah kontak seksual berisiko tinggi, yaitu kontak seksual dengan beberapa pasangan dan tidak mengetahui status pasangan secara jelas.

Jika kita tahu bahwa kita berisiko, ada baiknya kita mengetahui dengan cepat apakah kita terkena infeksi ini atau tidak karena infeksi ini dapat diobati. Semakin cepat pengobatan dilakukan, semakin baik penyakitnya dan tidak berubah menjadi AIDS.

Lebih lanjut Hani mengimbau masyarakat untuk tidak takut melakukan tes jika memang merasa memiliki gejala HIV, karena semakin cepat pengobatan dilakukan, semakin baik kualitas hidup pasien HIV selama pasien rutin minum obat dan berkomitmen untuk sembuh. .

Sel imun dapat terjaga dengan baik dan tidak menyebabkan infeksi apapun. Banyak pasien telah dirawat selama 10 sampai 20 tahun dan masih sehat.

Adapun Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember, Haney berharap mengingat HIV membutuhkan pengobatan rutin jangka panjang dan juga berdampak pada kematian, ini bisa menjadi langkah kecil sebagai reminder untuk mencegah penularan HIV.

Koresponden: Kuntum Khaira Risvan
Editor: Muhammad Yusuf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *