Mengoptimalkan Pemeriksaan Mammografi untuk Deteksi Dini Kanker Payudara
Pemeriksaan mammografi merupakan salah satu metode yang efektif untuk mendeteksi dini kanker payudara. Pakar onkologi dari Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, Dr. dr. Samuel Haryono, SpB (K) Onk, mengungkapkan bahwa wanita di bawah usia 40 tahun sebenarnya bisa menjalani pemeriksaan mammografi jika memiliki riwayat keluarga terkena kanker.
Menurut Samuel, banyak wanita yang masih ragu untuk melakukan mammografi. Namun, usia 40 tahun yang sering dianjurkan di Eropa bisa lebih muda, bahkan sejak usia 26 tahun, tergantung pada faktor risiko yang dimiliki. Mammografi adalah metode skrining yang dapat membantu dalam mendeteksi dini kanker payudara.
Selain riwayat keluarga, terdapat beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara, antara lain kebiasaan merokok dan terpapar asap rokok atau perokok pasif, pola makan yang buruk dengan tinggi lemak dan rendah serat, serta mengonsumsi makanan yang mengandung zat pengawet atau pewarna.
Selain itu, faktor risiko lainnya adalah mengalami haid pertama pada usia kurang dari 12 tahun, mengalami menopause setelah usia 50 tahun, melahirkan anak pertama setelah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak, serta pernah menjalani operasi pada payudara akibat kelainan tumor jinak atau tumor ganas.
Samuel juga menyarankan agar para wanita melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) sebagai upaya untuk mendeteksi dini kanker payudara.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia dan menjadi penyebab kematian terbanyak akibat kanker.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini kanker payudara, penting bagi perempuan untuk memahami pentingnya pemeriksaan mammografi. Selain itu, upaya pencegahan seperti menjaga pola hidup sehat dan menghindari faktor risiko kanker payudara juga perlu dilakukan.
Dalam peluncuran MammoReady oleh NalaGenetics di Jakarta, pakar onkologi Samuel Haryono menyampaikan pentingnya mammografi sebagai metode skrining yang efektif untuk mendeteksi dini kanker payudara. Dengan meningkatkan kesadaran dan melakukan pemeriksaan secara rutin, diharapkan angka kematian akibat kanker payudara dapat dikurangi.
Sumber: https://www.antaranews.com/berita/2869399/pakar-onkologi-wanita-di-bawah-40-tahun-boleh-jalani-pemeriksaan-mammografi
Wanita di bawah usia 40 tahun boleh menjalani pemeriksaan mammografi apabila memiliki riwayat keluarga terkena kanker, menurut pakar onkologi dari Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, Dr. dr. Samuel Haryono, SpB (K) Onk. Pernyataan ini disampaikan dalam peluncuran MammoReady oleh NalaGenetics di Jakarta.
Dr. Samuel mengatakan bahwa umur 40 tahun merupakan usia yang disepakati di Eropa untuk menjalani pemeriksaan mammografi. Namun, di Indonesia, pemeriksaan ini bisa dilakukan lebih muda, seperti pada usia 26 tahun, tergantung pada faktor risiko yang dimiliki oleh wanita tersebut. Mammografi adalah metode skrining untuk mendeteksi dini kanker payudara.
Selain riwayat keluarga, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker payudara. Faktor-faktor ini termasuk kebiasaan merokok dan terpapar asap rokok atau perokok pasif, pola makan buruk seperti makanan tinggi lemak dan rendah serat, serta konsumsi makanan yang mengandung zat pengawet atau pewarna.
Beberapa faktor risiko lainnya adalah mengalami haid pertama pada usia kurang dari 12 tahun, menopause setelah usia 50 tahun, melahirkan anak pertama setelah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak, dan pernah menjalani operasi pada payudara akibat kelainan tumor jinak atau tumor ganas.
Dr. Samuel juga menyarankan para perempuan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI secara rutin. SADARI adalah singkatan dari pemeriksaan sendiri untuk mendeteksi dini kanker payudara. Selain itu, pemeriksaan payudara klinis atau SADANIS juga perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan kanker payudara.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kanker payudara menjadi jenis kanker terbanyak di Indonesia dan juga penyumbang kematian pertama akibat kanker. Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk menjaga kesehatan payudara mereka dengan melakukan pemeriksaan rutin dan mengetahui faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara.
Dalam upaya pencegahan kanker payudara, MammoReady yang diluncurkan oleh NalaGenetics dapat menjadi solusi untuk mendeteksi dini kanker payudara. Mammografi dapat membantu mengurangi angka kematian akibat kanker payudara.
Dalam kesimpulan, wanita di bawah usia 40 tahun boleh menjalani pemeriksaan mammografi jika memiliki riwayat keluarga terkena kanker. Selain itu, faktor risiko lain seperti kebiasaan merokok, pola makan buruk, dan faktor-faktor lainnya juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan payudara klinis secara rutin guna deteksi dini kanker payudara. MammoReady dapat menjadi solusi untuk mendeteksi dini kanker payudara dan mengurangi angka kematian akibat penyakit ini.