Teten ingin perguruan tinggi di Indonesia menawarkan laboratorium kewirausahaan

Jakarta (JurnalPagi) – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Maduki, meminta perguruan tinggi di Tanah Air menyediakan laboratorium kewirausahaan di kampus-kampus untuk menciptakan wirausahawan hebat berbasis kreativitas dan teknologi.

“Karena kalau kita lihat sekarang, anak muda sangat tertarik untuk menjadi pengusaha. Melihat data Survei Pengusaha Muda Asia Pasifik tahun 2021, menunjukkan bahwa 72 persen Generasi Z dan Milenial ingin menjadi pengusaha. Banyak anak muda kok mau jadi pegawai, baik PNS maupun pegawai swasta,” kata Nasel Man dan mantan rektornya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, Kemendikbud memiliki program matching fund yang dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk menghubungkan pengembangan kewirausahaan mahasiswa dengan penelitian di perguruan tinggi.

Ia juga mengatakan, hasil penelitian mahasiswa dapat dihilirkan dan menjadi produk unggulan bagi para pengusaha muda yang lahir dari universitas bisnis.

Selain itu, Menteri Tenten mengutip data dari Focus Economy Outlook 2021 dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bahwa potensi ekonomi industri kreatif di tanah air menyumbang sekitar Rp 1,91 triliun terhadap PDB Indonesia tahun lalu.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah: Pencipta pusat harus disiapkan di sektor-sektor strategis.

Bahkan di tengah perekonomian Indonesia yang mengalami pandemi, rata-rata kenaikan pertumbuhannya mencapai 5,76 persen.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa ekonomi kreatif merupakan peluang ekonomi yang baik. Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi untuk mengubah pola pikirnya melalui kurikulum dan kampus dapat berperan sebagai laboratorium kewirausahaan untuk menciptakan wirausahawan unggul berdasarkan kreativitas dan inovasi teknologi.

Hal itu, kata dia, juga terkait dengan kemampuan perekonomian Indonesia dalam menarik lapangan kerja. Setiap tahun, 3,5 juta lulusan sekolah baru memasuki dunia kerja, dan 1,7 juta di antaranya adalah sarjana.

Jika pertumbuhan ekonomi normal Indonesia di kisaran lima persen, hanya akan terserap dua juta lapangan pekerjaan.

Untuk itu, menurutnya penting mempersiapkan lulusan perguruan tinggi agar lahirnya lulusan bukan sebagai pencari kerja, melainkan sebagai pencipta lapangan kerja agar tidak banyak pengangguran di Indonesia.

“Dalam inovasi di kampus, kita perlu menumbuhkan ilmuwan-ilmuwan yang mendorong generasi muda untuk menjadi wirausaha kreatif. Sudah banyak contoh anak muda Indonesia dengan produk inovatifnya di dunia. Seperti Nadim Makarim dengan Gojeknya, William Tanuwijaya melalui Tokopedia, hingga Mohammad Yuka dengan produk Brodo.

MenkopUKM: Bangun ekosistem digital dengan menghadirkan pakar global
KemenkopUKM mempertemukan 16 startup asal Bali dengan calon investor

Koresponden: Cinta Ambarotti
Editor: M. Hari Atmoko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *