TEI hari ketiga catatkan kontrak dagang senilai Rp950 miliar

Kementerian Perdagangan (Kemendag) Catatkan Kontrak Dagang senilai Rp950 Miliar pada Hari Ketiga TEI 2023

Pada hari ketiga pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil mencatatkan kontrak dagang senilai 63,3 juta dolar AS atau sekitar Rp950 miliar. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi, mengungkapkan bahwa nilai kontrak dagang ini berasal dari penandatanganan 11 nota kesepahaman (MoU) antara eksportir Indonesia dan pembeli internasional dari tujuh mitra dagang.

Didi Sumedi menyampaikan harapannya bahwa dengan penandatanganan kontrak dagang ini, produk-produk Indonesia dapat semakin gencar dipasarkan di seluruh dunia. Kemendag optimis bahwa produk-produk Indonesia akan semakin diterima di pasar global.

Pada hari ketiga TEI 2023, penandatanganan kontrak dagang melibatkan eksportir Indonesia dengan pembeli internasional dari Belanda, Hong Kong, Tiongkok, Chili, Kamboja, Afrika Selatan, dan Serbia. Kontrak dagang terbesar pada hari tersebut berasal dari Belanda dengan nilai 53 juta dolar AS. Kesepakatan kerja sama pembentukan hub perdagangan di Belanda antara Bank Indonesia Kantor Perwakilan London dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia di Belanda (Aspina) menjadi dominan dengan nilai 52,8 juta dolar AS.

Selain itu, Hong Kong juga berhasil mencatatkan transaksi terbesar kedua sebesar 6 juta dolar AS, diikuti oleh Tiongkok dengan 2,6 juta dolar AS. Produk-produk yang termasuk dalam kontrak dagang antara lain keong kalengan, rangka bus listrik, sepeda, suku cadang mobil, bulu mata palsu, dan biji kopi.

Pada hari pertama TEI 2023, berhasil tercatat kontrak dagang senilai 4,9 miliar dolar AS dari 99 penandatanganan MoU. Sedangkan pada hari kedua, nilai kontrak dagang yang didapat sebesar 625 juta dolar AS atau sekitar Rp9,3 triliun dari 60 penandatanganan MoU.

Dengan pencapaian yang terus meningkat pada pelaksanaan TEI 2023, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Trade Expo Indonesia menjadi ajang yang strategis untuk meningkatkan ekspor Indonesia dan memperluas jaringan kerja sama dengan mitra dagang internasional.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatatkan kontrak dagang senilai 63,3 juta dolar AS atau sekitar Rp950 miliar pada hari ketiga pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 di ICE BSD, Tangerang, Banten. Direktur Jendral Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi, menyatakan bahwa nilai kontrak dagang tersebut didapat dari penandatanganan 11 nota kesepahaman (MoU) antara eksportir Indonesia dan pembeli internasional dari tujuh mitra dagang.

Didi Sumedi juga menyampaikan harapannya agar produk-produk Indonesia semakin diterima di pasar global melalui penandatanganan kontrak dagang tersebut. Pada hari ketiga, penandatanganan kontrak dagang melibatkan eksportir Indonesia dengan pembeli internasional dari Belanda, Hong Kong, Tiongkok, Chili, Kamboja, Afrika Selatan, dan Serbia.

Nilai kontrak dagang terbesar pada hari ketiga berasal dari Belanda, yaitu sebesar 53 juta dolar AS. Kontrak dagang dengan Belanda ini didominasi oleh kesepakatan kerja sama pembentukan hub perdagangan di Belanda antara Bank Indonesia Kantor Perwakilan London dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia di Belanda (Aspina) dengan nilai 52,8 juta dolar AS. Hong Kong menempati posisi kedua dengan transaksi sebesar 6 juta dolar AS, diikuti oleh Tiongkok dengan 2,6 juta dolar AS.

Produk-produk yang termasuk dalam kontrak dagang tersebut antara lain keong kalengan, rangka bus listrik, sepeda, suku cadang mobil, bulu mata palsu, dan biji kopi. Pada hari pertama TEI, berhasil tercatat kontrak dagang senilai 4,9 miliar dolar AS dari 99 kontrak dagang. Pada hari kedua, nilai kontrak dagang mencapai 625 juta dolar AS atau sekitar Rp9,3 triliun dari 60 penandatanganan MoU.

Dengan adanya penandatanganan kontrak dagang ini, diharapkan bahwa produk-produk Indonesia akan semakin gencar dipasarkan di seluruh dunia. Hal ini juga menunjukkan optimisme Kemendag terhadap penerimaan produk-produk Indonesia di pasar global.