Startups menyusun strategi dalam menghadapi badai PHK

Jakarta (JurnalPagi) – Startup sedang menyusun strategi menghadapi badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda Indonesia.

Ketua asosiasi mengatakan: tantangan yang kita hadapi tidak hanya internal tetapi juga eksternal perdagangan elektronik iDEa Bima Laga, kepada JurnalPagi melalui telepon, Jumat.

Startup berbasis teknologi masih terbilang baru di Indonesia, para pelakunya harus memiliki strategi untuk memperkenalkan bisnisnya pada lingkungan yang terbiasa dengan model bisnis konvensional.

Ketika pandemi menjadi pandemi, tantangan ini sedikit teratasi dan masyarakat menjadi akrab dengan dunia digital. Namun, startup kini menghadapi tantangan baru, bayangan resesi.

Pada saat yang sama, investasi dari berbagai investor semakin matang dan saatnya untuk mendapatkan keuntungan. Secara internal, startup menghadapi tantangan untuk mengembalikan modal kepada investor.

Bima melihat return yang paling besar dampaknya, setidaknya dalam jangka pendek, adalah PHK.

Bima mengatakan: Dengan melakukan PHK bukan berarti perusahaan tidak sehat, ini salah satu cara mereka untuk menjaga kesehatan.

Startup harus mau beradaptasi dengan kondisi ekonomi saat ini, sehingga mereka harus mendesain ulang strategi perusahaannya. Dia adalah contoh dari perusahaan ini perdagangan elektronik Pada umumnya terdapat lebih dari satu unit usaha di dalamnya, seperti usaha retail perdagangan elektronik dan pembayaran

Dalam situasi saat ini, perusahaan harus memutuskan bisnis mana yang akan dipertahankan jika ada unit bisnis yang akan ditutup sehingga mengurangi jumlah karyawan.

Bima berkata: “Mau tidak mau, tenaga kerja harus dikurangi untuk menekan biaya operasional.”

Perampingan bukan satu-satunya cara bagi perusahaan untuk bertahan dari badai penutupan startup, beberapa perusahaan masih merekrut karyawan dengan opsi satu orang melakukan banyak pekerjaan pada waktu yang bersamaan.

Pilihan lain untuk startup adalah mengurangi iklan, yang sering disebut sebagai strategi “membakar uang”. Menurut Bima, strategi membakar uang sudah lama ditinggalkan.

Startup harus secara aktif mengedukasi konsumen tentang pembelian sambil mengurangi iklan p1 Sehingga konsumen menikmati kenyamanan dan keuntungan yang maksimal.

Menurut Bima, pemerintah sejauh ini mempertimbangkan insentif e-commerce untuk menghadapi situasi saat ini. Menurutnya, insentif yang diberikan tidak harus selalu berupa uang, tetapi bisa berupa kemudahan dalam perdagangan dan komunikasi.

Startup Mobil Otonom Nuro PHK Ratusan Karyawan

Shopee memastikan Indonesia tak terpengaruh perubahan arah bisnis

Komisi IX DPR ingatkan startup patuhi aturan saat pecat karyawan

Diedit oleh: Aida Nurjahani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *