Jakarta (JurnalPagi) – Tokoh Feri Mersidan Baldan yang meninggal pada 2 Desember 2022 dijadikan biografi-obituari berjudul “Frei Mersidan Baldan, Politisi Politisi”.
Pencipta dan penulis buku Fatur Rahman Fazli mengatakan: “Karakter Mersidan Merdeka adalah tokoh bangsa yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk memikirkan rakyat.”
“Bang Frey sangat dewasa dalam berpolitik, secara moral dan intelektual juga mumpuni. Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari buku ini tentang karakter Frey Mercedan Baldan.”
Wakil Presiden Marouf menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Free Mersidan Beldan.
Ia menjelaskan, Frey sebagai karakter sudah mempersiapkan diri sejak muda. Bakat kepemimpinannya ia tingkatkan dengan menjadi Ketua Umum HMI Cabang Bandung, Ketua Umum HMI Badan Jabar, Ketua Umum PB HMI 1990-1992. Untuk memperkuat kemampuan politiknya di tingkat nasional, Frei bergabung dengan Angkatan Pembaharuan Pemuda Indonesia (AMPI) sebagai Sekjen.
Direktur Eksekutif Yayasan Riset Pembangunan Indonesia itu menjelaskan, Frei merupakan politisi negarawan yang sangat langka di Tanah Air. Beliau layak untuk diteladani oleh siapa saja yang mau berjuang mengabdikan dirinya untuk kemajuan bangsa dan negaranya.
Sebagai politikus di parlemen, Frei masuk dalam jajaran 10 besar politisi menurut pendapat wartawan Senat karena tindakan dan pemikirannya sangat berguna bagi pembangunan bangsa dan negara. Frei mewakili orang-orang yang berpikir keras untuk meletakkan dasar pemerintahan yang modern dan tidak diskriminatif.
Jokowi beri penghormatan untuk pemakaman Feri Mersidan Baldan
Fatrahman mengatakan, ada dua alasan utama di balik terbitnya buku ini, yakni banyak politikus di Indonesia, tapi sedikit negarawan. Frey Mercedan Baldan adalah bagian dari kelompok kecil itu, bahkan Frey dianggap oleh banyak orang sebagai “negarawan politik”.
Citra mendiang negarawan yang paling menonjol adalah supremasi kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan, sebuah nilai yang jarang mengisi wadah politik negeri ini.
Dia berkata: Dalam teks buku ini, saya menggambarkan kepribadiannya sebagai politisi dan negarawan dengan istilah “orkestra politik”.
Alasan lainnya, penulis ingin membagikan berbagai kiprah inspiratif dan akhlak mulia almarhumah yang baru diketahui istrinya, Hanifa Hussain setelah kematian Fari.
Buku setebal 434 halaman ini mencoba merangkum semua kenangan seputar interaksi Feri Mersidan Baldan dengan teman-temannya. Harapannya dengan membaca buku tersebut akan terungkap siapa sebenarnya Frey di mata mereka. Tentu saja, ungkapan jujur yang dituliskan mengandung banyak nilai-nilai orisinal yang patut ditiru oleh mendiang.
Koresponden: Fawzi
Editor: Harry Subanto