Studi tersebut juga menyatakan bahwa produk tembakau alternatif mengandung zat berbahaya dan berpotensi berbahaya.Senyawa berbahaya dan berpotensi berbahaya) yang lebih sedikit dari rokok.
Prof.SF-ITB Prof.Dr. Buat kesalahan nat. Rahmana Emran Kartasasmita, M.Si. Dijelaskan, kajian literatur ilmiah yang berjudul “Risk Assessment of Tobacco Heating System (THS) Products Berdasarkan Data dan Literature Review” dilakukan dengan tujuan untuk menghitung perkiraan tingkat risiko produk tembakau yang dipanaskan.
Produk tembakau alternatif bisa kurangi risiko kesehatan
Studi ini dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang dilakukan oleh lembaga global seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dan Perlindungan Lingkungan AS. Agen. Agensi (US-EPA). .
Proses penilaian risiko melewati beberapa tahapan. Pertama, cari literatur independen dan publikasi ilmiah.
“Tujuannya adalah untuk mendapatkan data kuantitatif dan kualitatif tentang perbedaan senyawa pada produk tembakau dan rokok yang dipanaskan sebagai pembanding, serta klasifikasi karsinogenisitasnya dengan mengacu pada IARC (International Agency for Research on Cancer),” ujar profesor tersebut. Imran yang juga salah satu anggota penelitian penelitian ilmiah ini, dalam keterangannya, Sabtu.
Selanjutnya, tim SF-ITB melakukan pencarian data karakterisasi risiko senyawa dengan nilai ambang batas (non karsinogenik dan karsinogenik, non genotoksik) dan tanpa ambang batas keamanan (genotoksik karsinogen) dan menghitung studi paparan kasus terburuk. skenario, dan lanjutkan dengan identifikasi risiko untuk zat non-karsinogenik dan karsinogenik.
Hasilnya, kata profesor. Imran, produk tembakau yang dipanaskan, memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok. Namun, produk ini tidak sepenuhnya bebas risiko.
Selain itu, komponen bahan berbahaya dan berpotensi bahaya sangat minim. Zat berbahaya dan berpotensi berbahaya yang dibahas adalah: Akrolein, Benzena, nikotindan 1,3-butadiena.
“Kalau dipikir-pikir secara logika, tentunya dengan memanaskannya, seharusnya lebih sedikit komponen zat berbahaya dan berpotensi berbahaya yang terbentuk secara kualitatif, dari segi jenis maupun dari segi jumlah,” ujar profesor tersebut. Konstruksi.
Hasil studi SF-ITB juga sejalan dengan studi ilmiah yang dilakukan oleh lembaga kesehatan yang diakui secara internasional, antara lain Public Health England dan British Committee for Toxicology (COT), bagian dari Food Standards Agency, yang menyimpulkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan 90- Risiko 95% lebih kecil daripada merokok.
Ia mengatakan: Ke depan, kajian ilmiah dapat menjadi informasi yang komprehensif bagi masyarakat luas, khususnya perokok dewasa, untuk mengurangi prevalensi merokok dan meningkatkan kesehatan masyarakat.