Sadikin Aksa sosok penting dibalik kesuksesan PSM juara liga

Makassar (JurnalPagi) – Presiden PSM Makassar Sadikin Aksa menjadi sosok kunci kesuksesan tim sepak bola PSM yang berhasil meraih gelar Liga BRI musim 2022-2023 setelah penantian selama 23 tahun.

“Karena PSM adalah kebanggaan, cinta bahkan sudah menjadi kehormatan bagi sebagian warga Sulsel. Jadi, mari bersama-sama menjaga harga diri kita,” kata Sadikin di Makassar, Sulsel, Senin.

Meski awalnya bekerja di tim PSM Makassar menggantikan Manafari Arifuddin yang akrab disapa Appi sebagai CEO di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Persaudaraan Sepakbola Makassar (PSM), ia menghadapi beberapa kendala.

Sesuai dengan kewajiban permintaan pemegang saham, dia setuju untuk melaksanakannya. Meski sebelumnya menjabat sebagai komisaris, tahun ini langsung di jajaran direksi dengan posisi presiden.

Padahal, awalnya banyak yang meragukan keberadaan PSM Makassar musim ini. Pasalnya, tim PSM Makassar dinilai biasa-biasa saja. Tak semewah pemain dari klub-klub besar seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, Arema FC, PSIS Semarang dan juara bertahan Bali United.

Dia mengurus manajemen PSM Makassar dengan penuh semangat. Seperti tuntutan prestasi, keuangan hingga infrastruktur tim. Terlepas dari banyaknya tantangan dan tanggung jawab, Sadikin telah merespons dengan berkelas, memenangkan gelar Ligue 1 musim ini.

“Alhamdulillah musim ini penuh drama dari awal. Tapi kami berjuang untuk masyarakat Sulawesi yang selalu mendoakan dan mendukung kami agar tetap semangat. Kami mampu merebut kembali piala setelah 23 tahun. ” seru Sadikin.

Meski namanya baru mencuat, ia masih kurang percaya diri usai mengantarkan PSM meraih gelar juara liga. Pasalnya, gelar terakhir PSM diraih pada tahun 2000 melalui kompetisi liga bergengsi di Indonesia pasca pergantian Uni dan era Galatama.

 

Presiden PT PSM Sadikin Aksa (tengah) berfoto bersama pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares (ketiga kiri) beserta sejumlah asisten pelatih usai dinyatakan sebagai juara Liga I BRI 2022/2023 usai pertandingan melawan Madura United Club di stadion Gelora Ratu Pamilingan , Pamekasan Madura, Jawa Timur. Dokumentasi manajemen JurnalPagi/HO/PSM.

PSM tetap fokus menghadapi PSIS meski kini jadi kunci gelar

Di Indonesia, istilah “soccer mad” biasanya mengacu pada seseorang yang mengelola sebuah klub sepak bola. Ada istilah dalam kata “gila” karena mengelola sebuah klub sepak bola di Indonesia bukanlah tugas yang mudah.

Itu adalah pengorbanan yang besar. Bukan hanya tenaga dan pikiran, uang juga pasti, plus rela rugi, karena sepak bola di Indonesia susah untung. Putra Aksa Mahmoud, sebagai pengusaha dan penggiat dunia otomotif, tetap berani menjalankan misi tersebut.

Dan ketika Liga 1 dimulai, PSM tidak memiliki stadion setelah Stadion Matwangin dibongkar. Itu lebih tenang di tempat kerja. Bahkan jarang diungkapkan dan tidak banyak dikomentari di media bahkan dianggap murahan di kolom komentar, meski ada sejumlah manajer klub yang selalu ingin juara.

Hingga akhirnya Stadion Gelora BJ Habibie di Kota Parpare ditunjuk sebagai markas PSM, meski jaraknya 155 kilometer dari Kota Makassar. Kebiasaan unik Sadikin adalah sering berkeliling stadion saat PSM bermain di stadion untuk mengecek jika ada malfungsi, termasuk memantau aktivitas tukar tiket dan pergerakan suporter PSM.

Selain itu, ia sering menyelinap ke area penonton dan kekurangan suporter selama pertandingan, hingga akhirnya menemui kendala dan memutuskan untuk memisahkan pintu masuk dan keluar untuk penggemar pria dan wanita agar lebih aman dan nyaman saat menonton pertandingan.

Bagaimanapun, uang adalah tugas Sadikin musim ini. Impian untuk memenangkan liga akhirnya menjadi kenyataan. Yang sulit dipercaya, kami berharap hasil yang didapat menunjukkan wajah-wajah seperti Sadiqin Aksa lainnya. Untung!

Penantian 23 Tahun, PSM Pantas Juara Liga 1 Musim Ini
PSM Amankan Gelar, Bernardo Tavares Akui ‘Prestasi Hebat’

Koresponden: M Darvin Fater

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *