Rupee diperkirakan akan diperdagangkan lebih tinggi terhadap dolar AS hari ini karena data ekonomi AS yang lebih lemah.
JAKARTA (JurnalPagi) – Nilai tukar rupiah (kurs) yang diperdagangkan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Rabu menguat akibat data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang belum kondusif.
Pada Rabu pagi, rupee naik lima poin, atau 0,03 persen, menjadi 14.709 rupee per dolar AS, dibandingkan 14.714 rupee per dolar AS pada penutupan perdagangan sebelumnya.
“Rupiah diperkirakan akan diperdagangkan lebih tinggi terhadap dolar AS hari ini karena data ekonomi AS menunjukkan pelemahan,” kata analis Woori Bank Saudara Rully Nova kepada JurnalPagi di Jakarta, Rabu.
Rupee Melemah Karena Indeks Manufaktur AS Lebih Baik Dari Perkiraan
Data ekonomi AS yang tidak menguntungkan termasuk data produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama 2023 dan data ketenagakerjaan, yang jauh dari ekspektasi analis.
Produk domestik bruto AS naik 1,1% setiap tahun pada kuartal pertama 2023, turun dari pertumbuhan 2,6% pada kuartal keempat tahun lalu.
Dolar melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) setelah data menunjukkan lowongan kerja AS turun pada Maret, sehari sebelum Federal Reserve AS diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Bukaan pekerjaan AS turun untuk bulan ketiga berturut-turut dan PHK mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, menandakan pasar tenaga kerja yang melemah yang dapat membantu perjuangan Federal Reserve melawan inflasi.
Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu untuk melawan inflasi, sementara Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan regulernya pada Kamis (4/5/2023). Kenaikan suku bunga lebih lanjut dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Dolar Terdepresiasi Karena Pekerjaan Menyusut, Rapat Fed Membawa Fokus
Sementara itu, Rowley menyebut data ekonomi domestik menunjukkan tren membaik, termasuk data inflasi April 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inti turun menjadi 2,83% (y/y) sejak awal 2023. .
Inflasi inti menurun dari 2,94% (y/y) pada Maret 2023 menjadi 2,83% (y/y) pada April 2023.
Berdasarkan data historis, inflasi inti mulai menurun pada Januari 2023 dan mencapai 3,27% dari Desember 2022 sebesar 3,36% (disetahunkan). Inflasi inti berlanjut pada 3,09% (y/y) pada Februari 2023 dan 2,94% (y/y) pada Maret 2023.
Dia mengharapkan rupee bergerak di kisaran Rs 14.600 per dolar AS hingga Rs 14.700 per dolar AS.
Pada Selasa (5/2), rupiah terdepresiasi sebesar 40 poin atau 0,27% menjadi Rp14.714 per dolar AS, dibandingkan posisi penutupan sebelumnya Rp14.674 per dolar AS.
Koresponden: Marta Herlinavati Simanjuntak
Editor: Nusarina Yuliastuti