PPP: Perubahan organisasi tidak dibahas dalam pertemuan Jokowi dengan partai politik

Dalam pertemuan antara pimpinan partai politik dengan presiden, hanya dibahas bagaimana semua pihak terutama partai politik harus menjaga stabilitas politik nasional.

JAKARTA (JurnalPagi) – Ketua Sementara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mohamed Mardiono mengatakan, Selasa malam, Ketua Umum enam partai politik (Partai Politik) bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. untuk masalah perpindahan atau Membentuk kembali kabinet

“Oh, tidak apa-apa. Kabinet tidak disebut-sebut,” kata Mardiono usai rapat yang berlangsung selama 2,5 jam pada Selasa malam di Istana Merdeka Jakarta.

Dia menjelaskan, dalam pertemuan antara pimpinan partai dan presiden, hanya dibahas bagaimana semua pihak terutama parpol harus menjaga stabilitas politik nasional.

Penekanannya adalah pada stabilitas politik karena Indonesia akan memasuki tahun politik menjelang pemilihan umum 2024.

“Agar masyarakat nantinya bisa menikmati kenyataan bahwa masyarakat benar-benar menikmati Partai Demokrat,” ujarnya.

Menurut Mardiono, dengan menjaga stabilitas politik nasional, masyarakat Indonesia dapat menikmati pemilu 2024 sebagai pesta demokrasi.

Selain itu, pemimpin terpilih pada Pemilu 2024 dapat mengantarkan Indonesia menghadapi segala tantangan ke depan, termasuk tantangan optimalisasi bonus demografi.

Dia berkata: “Bonus demografis kita memiliki peluang untuk 13 tahun ke depan. Peluang ini tidak boleh kita lewatkan. Jika kita melewatkan bonus demografis, mungkin nanti peluang ini akan hilang.”

Pertemuan Jokowi dengan jajaran partai politik pendukungnya digelar secara tertutup mulai pukul 19.00 WIB hingga 21.30 WIB.

Semua ketua parpol pendukung hadir, kecuali ketua partai Nasdem, Soraya Palloh.

Pertemuan itu dilakukan di tengah situasi politik yang panas menjelang pemilu 2024, setelah PDI Perjuangan mencalonkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranu sebagai calon presidennya. Kemudian PPP memutuskan untuk mengusung Ganjar.

Ganjar merupakan tokoh politik yang memiliki elektabilitas tinggi dari berbagai jajak pendapat.

Selain Ganjar, mantan Gubernur DKI Jakarta Anis Basudan juga dicalonkan sebagai calon presiden oleh Koalisi Perubahan yang beranggotakan Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat.

Tokoh lain yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi adalah Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang partainya berkoalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan PKB. Sedangkan Golkar, PAN dan PPP membentuk koalisi Indonesia Bersatu.

Presiden Jokowi minta segera “ganti” kabinet.
Jokowi Ingin Manpura Muda Ketimbang Zainuddin Amali
Survei: Pandangan orang tentang pentingnya “penyesuaian” terbagi

Editor: Klik Dewanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *