Jakarta, suaramerdeka-jakarta.com, perawatan kulit Dan kosmetik lokal mengalami pertumbuhan pesat dalam tiga tahun terakhir. Berbeda Merek Bisnis lokal mulai muncul dan memiliki pangsa pasar mereka.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), industri kosmetik yang meliputi sektor farmasi, kimia, dan obat tradisional mengalami pertumbuhan sebesar 9,61 persen pada tahun 2021. Jumlah perusahaan mencapai 20,6%.
Tercatat 819 industri kosmetik meningkat menjadi 913 industri dari tahun 2021 hingga Juli 2022.
Selain itu, survei Populix mencatat bahwa dari 500 wanita yang disurvei, 54% menyatakan lebih suka. Merek Tempat untuk kosmetik, sementara itu disukai oleh 11% responden lainnya Merek internasional, Dan 35% responden tidak memiliki preferensi asal Merek Kosmetik
Survei tersebut melibatkan 500 responden perempuan, yang sebagian besar berlokasi di Jabodetabek (42%). Kemudian ada responden dari Surabaya (9%), Bandung (9%), Medan (6%), Semarang (4%), kota-kota lain di Pulau Jawa (6%), serta kota-kota lain di Indonesia (6%). . 24 persen.
Meski mengalami pertumbuhan yang signifikan, industri tersebut perawatan kulit Dan kosmetik lokal masih memiliki sisi gelap. Salah satunya adalah penggunaan bahan baku buatan. “Tidak hanya berdampak jangka panjang, secara tidak langsung juga mencemari air dan tanah,” kata aktivis lingkungan Iqbal Alexander.
Perlu diperhatikan bahwa bahan sintetis yang digunakan dalam industri kecantikan ini antara lain Paraben, phthalates, triclosan, hydroquinone, pewarna buatan, wewangian buatandan lain-lain.
Sudah saatnya masyarakat memilih air bersih untuk konsumsi sehari-hari
Untuk itu, Iqbal berinisiatif mengurangi bahan baku sintetik tersebut dengan memproduksi produk perawatan kulit yang aman untuk kulit dan ramah lingkungan. Pendiri Pusat Daur Ulang Kertabomi, sebuah klinik limbah, juga berkampanye perawatan kulit Organik atau alami sejak 3 tahun lalu. Tanpa tanggung-tanggung, Kertabumi langsung memperdalam ilmu perawatan kulit Organik ke Inggris