Peningkatan Transisi Energi Indonesia: Langkah Strategis PLN dalam CEPSI China
PT PLN (Persero) baru-baru ini menghadiri Conference on the Electric Power Supply Industry (CEPSI) di Xiamen, China, dan memaparkan langkah-langkah strategis yang akan ditempuh untuk mempercepat transisi energi Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan beberapa skenario yang akan dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Salah satu langkah strategis yang akan diambil oleh PLN adalah dengan mengembangkan skenario “accelerated renewable energy development” melalui pembangunan “green transmission line”, serta pembangunan “smartgrid” dan “flexible generation”. Dengan skenario ini, PLN berencana untuk menambahkan 75% energi baru dan terbarukan (EBT) serta 25% gas alam pada tahun 2040.
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan sumber daya alam yang besar, membuat sumber EBT tersebar dan terpisah dengan pusat permintaan energi. Oleh karena itu, PLN akan mengembangkan “green transmission line” untuk menyinkronkan antara sumber energi dan permintaan energi yang ada. Dengan demikian, target porsi pembangkit EBT hingga 75% pada bauran energi bisa tercapai.
Selain itu, PLN juga akan mengatasi sumber energi EBT yang mayoritas bersifat intermittent dengan pembangunan “smartgrid” dan “flexible generation”. Dengan adanya skema ini, listrik yang berasal dari EBT bisa dipasok lebih besar tanpa harus mengkhawatirkan faktor intermitensi.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah strategis ini, PLN optimistis bahwa target net zero emission (NZE) pada tahun 2060 akan tercapai. Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa PLN akan mengubah 1 miliar ton emisi pada tahun 2060 menjadi nol ton emisi pada tahun yang sama.
Selain itu, sejak pemerintah menyatakan komitmen untuk mencapai target NZE pada tahun 2060, PLN juga melakukan langkah-langkah strategis dalam upaya dekarbonisasi. Salah satunya adalah dengan mengurangi porsi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) dan melakukan transisi pembangkit fosil dengan pembangkit gas yang dapat mengurangi emisi karbon hingga 3,5 juta ton CO2 per tahun.
PLN juga terus mengembangkan inovasi teknologi, seperti teknologi co-firing biomassa, pengembangan hidrogen hijau, dan kajian terkait carbon capture storage, yang dapat membantu mereduksi emisi. Dalam upaya ini, PLN juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk China, untuk mendukung upaya penurunan emisi.
PLN percaya bahwa kerja sama dan peluang investasi yang didasarkan pada prinsip “spirit of fairness” dapat mendorong terwujudnya transisi energi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sumber: JurnalPagi News, 22 Oktober 2023.
Penulis: [Nama Penulis]
Editor: [Nama Editor]
COPYRIGHT © JurnalPagi 2023
Dalam Conference on the Electric Power Supply Industry (CEPSI) di Xiamen, China, PT PLN (Persero) memaparkan langkah-langkah strategis untuk mempercepat transisi energi Indonesia. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa langkah strategis perseroan meliputi skenario accelerated renewable energy development melalui pembangunan green transmission line serta pembangunan smartgrid dan flexible generation.
Darmawan menyatakan bahwa dalam transisi energi, PLN membangun skenario accelerated renewable energy development yang secara agresif menambah 75 persen dari energi baru dan terbarukan (EBT) dan 25 persen dari gas alam pada 2040. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan sumber daya alam (SDA) yang besar membuat sumber EBT tersebar dan terpisah dengan pusat demand. Oleh karena itu, PLN mengembangkan green transmission line untuk menyinkronkan mismatch yang ada.
Pengembangan pembangkit EBT dapat dipercepat dengan pembangunan jaringan transmisi yang terkoneksi dengan baik. Green transmission line menjadi salah satu skema yang mampu menghubungkan sumber energi dengan demand. Dengan demikian, target porsi pembangkit EBT hingga 75 persen pada bauran energi bisa dicapai. Darmawan juga menjelaskan bahwa sumber energi EBT yang mayoritas bersifat intermittent akan diatasi dengan pembangunan smartgrid dan flexible generation. Dengan adanya skema tersebut, listrik yang berasal dari EBT bisa dipasok lebih besar tanpa harus mengkhawatirkan faktor intermitensi.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, PLN optimistis target net zero emission (NZE) pada 2060 bakal tercapai. Darmawan menyatakan bahwa dari 1 miliar ton emisi pada 2060, PLN akan mengubahnya menjadi nol ton emisi pada 2060. Selain itu, sejak pemerintah menyatakan komitmen mencapai target NZE pada 2060 di 2020 lalu, PLN juga melakukan langkah-langkah strategis dalam upaya dekarbonisasi seperti pengurangan porsi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) dan transisi pembangkit fosil dengan pembangkit gas yang mampu mengurangi emisi karbon hingga 3,5 juta ton CO2 per tahun.
PLN juga terus mengembangkan inovasi teknologi dengan melakukan teknologi co-firing biomassa, pengembangan hidrogen hijau, serta kajian terkait carbon capture storage. Upaya-upaya ini secara paralel mampu mereduksi emisi. PLN juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mereduksi emisi. Dukungan dari semua pihak, termasuk China, diperlukan dalam upaya perseroan untuk mereduksi emisi dan mendorong terwujudnya transisi energi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.