Jakarta (JurnalPagi) – Geoffrey Hinton yang dikenal sebagai “Bapak Pelopor Kecerdasan Buatan” mengingatkan bahwa kecerdasan buatan (kecerdasan buatan/ AI) bisa menjadi ancaman yang lebih “langsung” bagi umat manusia daripada perubahan iklim.
Saya tidak ingin meremehkan perubahan iklim. Saya tidak ingin mengatakan, “Anda tidak perlu khawatir tentang perubahan iklim.” Ini (perubahan iklim) juga merupakan risiko yang sangat besar. (kecerdasan buatan) mungkin lebih mendesak.”
Hinton percaya selama manusia melakukan tindakan preventif seperti mengurangi emisi karbon, ancaman perubahan iklim dapat diatasi. Namun, dalam kasus ancaman AI, tidak jelas langkah apa yang harus diambil untuk melawannya.
Joe Biden Bertemu Microsoft Hingga Google Bicara Soal Risiko AI
OpenAI, didukung oleh Microsoft, dengan Chatbot Tersedia untuk umum, ChatGPT menjadi aplikasi dengan pertumbuhan tercepat hanya dalam dua bulan setelah diluncurkan.
CEO Twitter Elon Musk dan sekelompok pakar AI dan eksekutif industri sepakat pada bulan April untuk jeda enam bulan dalam mengembangkan ChatGPT yang lebih kuat setelah menilai risiko bagi masyarakat.
Hinton mengatakan AI dapat menimbulkan ancaman eksistensial bagi umat manusia. Namun, dia tidak setuju jika penelitian tentang kecerdasan buatan dihentikan.
“Ini benar-benar tidak nyata,” kata Hinton. “Saya di kamp yang menganggap itu ancaman eksistensial, dan cukup dekat sehingga kita sekarang harus bekerja sangat keras dan mengerahkan banyak sumber daya untuk mencari tahu apa yang bisa kita lakukan.” menetapkan.” .
Uni Eropa meminta Presiden AS Joe Biden untuk mengadakan pertemuan puncak global untuk membahas arah teknologi di masa depan.
Sementara itu, Biden sendiri bertemu dengan sejumlah pimpinan perusahaan kecerdasan buatan pada Jumat (5/5). Dia berjanji akan melakukan diskusi yang jujur dan konstruktif tentang perlunya transparansi sistem yang dikembangkan oleh perusahaan kecerdasan buatan.
Pekerja diharapkan tingkatkan literasi di era kecerdasan buatan
“Pemimpin teknologi paling memahami hal ini, dan politisi perlu terlibat,” Hinton memperingatkan.
“Itu (kecerdasan buatan) memengaruhi kita semua, jadi kita semua harus memikirkannya,” tambah Hinton.
Hinton baru-baru ini mengumumkan bahwa dia meninggalkan perusahaan induk Google, Alphabet, setelah satu dekade bekerja di perusahaan tersebut. Saat keluar dari Alphabet, bapak pendiri AI tersebut mengatakan ingin berbicara dengan bebas tentang risiko teknologi tanpa mempengaruhi perusahaan.
Karya Hinton dianggap penting dalam kaitannya dengan pengembangan sistem kecerdasan buatan kontemporer. Pada tahun 1986, ia ikut menulis makalah tentang pengembangan jaringan saraf yang didukung kecerdasan buatan. Pada tahun 2018, Hinton menerima Penghargaan Turing sebagai pengakuan atas pencapaian penelitiannya.
Peneliti Amerika mengembangkan sistem kecerdasan buatan untuk membantu orang dengan masalah bicara
Pelopor AI Google melangkah mundur untuk berbicara bebas tentang bahaya AI
Penerjemah: Rizka Khaerunnisa
Editor: Natisha Andarningtias