Jakarta (JurnalPagi) – Lingkungan keluarga dan sekolah berperan penting dalam membantu menurunkan angka obesitas pada anak SD hingga SMA.
Pelatihan yang komprehensif dan konsisten untuk orang tua dan guru diperlukan Agen perubahan Untuk mencegah obesitas pada anak
Orang tua dan guru harus didengarkan oleh anak-anak. Orang tua dapat mengatur pola makan, tidur dan aktivitas anaknya di rumah. Sedangkan guru mengingatkan mereka karena mereka dihormati oleh siswa. Jangan lupa anak SMA mulai mengatur uang sakunya, kata Prof. PERGIZI PANGAN Indonesia, Presiden Asosiasi Ahli Gizi dan Pangan Indonesia. Hardinsiah, di Jakarta, Rabu.
Seperti diketahui, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengumumkan jumlah pasien diabetes anak di Indonesia akan mencapai 1.645 pasien pada Januari 2023. Kasus diabetes tipe 1 pada anak-anak telah meningkat 70 kali lipat menurut laporan yang diterbitkan dari tahun 2010 hingga 2023. 13 kota di Indonesia
Oleh karena itu, lanjutnya: Orang tua dan guru yang terdidik dengan baik dapat membantu mengekang bahkan mengurangi obesitas pada anak.
Banyak upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk anaknya antara lain aktif secara fisik, meminimalkan lemak jahat dalam makanannya, membatasi minuman manis dan tidur yang cukup, kata Hardinsiah.
Dari segi makanan, mulailah mengonsumsi makanan hewani seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, termasuk tempe. Dari perspektif gaya hidup, generasi muda saat ini semakin jarang tidur karena mereka semakin menjaga diri. Kurang tidur juga menyebabkan obesitas. Karena nafsu makannya meningkat,” jelasnya.
Obesitas merupakan masalah kompleks yang tidak hanya membutuhkan pembatasan kalori, tetapi juga pola tidur dan tingkat stres pada anak, lanjutnya.
Ia mengatakan: “Berbagai studi global telah menyatakan bahwa anak-anak generasi Z lebih mudah stres dibandingkan generasi sebelumnya. Oleh karena itu, anak-anak membutuhkan lingkungan rumah dan sekolah yang bebas stres.”
Hardinshea menilai pemerintah juga berperan dengan mengandalkan penyebaran informasi melalui media massa secara terstruktur untuk mencerminkan pentingnya gizi bagi seluruh lapisan masyarakat. Dia mengatakan: Inovasi dan intervensi adalah kunci untuk mengurangi obesitas pada anak.
Ia kemudian mencontohkan Singapura yang berhasil menerapkan program pendidikan khusus bagi anak-anak yang kelebihan berat badan di sekolah.
Singapura memiliki program bagi mereka yang kelebihan berat badan, sehingga mereka harus pulang pada sore hari. Orang tua setuju dan menandatangani di sana. Oleh karena itu, satu jam diberikan di akhir pelajaran, terutama untuk anak yang kelebihan berat badan. Latihan fisik, meskipun mungkin ada konflik secara psikologis karena orang tidak dapat dipisahkan, tetapi pemerintah di sana melakukannya dan berhasil.
Sedangkan PERGIZI PANGAN Indonesia, kata Hardinsyah Webinar yang terus melatih ratusan peserta selama tiga tahun terakhir. Pihaknya juga menggandeng tim penggerak PKK di beberapa provinsi yang bisa mencapai 2.000 perempuan.
“Tentu ini sangat bagus dan seharusnya lebih mudah menjangkau level Posyandu, RT dan RW. Di sinilah peran pemerintah menjadi penting karena memiliki infrastruktur seperti Puskesmas, kader di Posyandu, atau pendamping di BKKBN yang bisa campur tangan.”
Apa saran ahli obesitas saat berat badan Anda stagnan
Koresponden: Ahmed Fishal Adnan
Editor: Nooral Auliya Badar