Lombok (JurnalPagi) – Masyarakat di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) seperti pemulung merupakan kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit, dimana persoalan pendek pada anak bisa dimulai dari lingkungan yang tidak bersih dan infeksi penyakit, selain status gizi yang buruk.
Salah satu contoh yang menonjol adalah para pemulung yang setiap hari melawan gunungan sampah di TPA Regional Kebon Kongok, Desa Suka Makmur, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala TPA Wilayah Kebun Kongok Radius Ramli Henderman mengatakan, Kamis (2/9): “Selokan sangat rentan karena pihak yang tidak bertanggung jawab membuang limbah B3, limbah medis, jarum suntik dan limbah infeksius lainnya di sini. Lakukan.”
Yang memprihatinkan, dari total 185 pemulung di TPA, 73% atau 135 di antaranya adalah perempuan. Dimana peran ibu menjadi sangat penting dalam mengatasi perawakan pendek pada anak.
Selain melindungi diri dan keluarganya dari kemungkinan tertular TPA, ditambah dengan pendapatan yang relatif minim, ibu-ibu pemulung ini harus tetap memberikan nutrisi yang cukup untuk keluarga dan keturunannya.
Amina, salah satu pemulung di TPA, mengaku menghadapi masalah perawakan pendek pada balitanya. Kurangnya kesadaran akan pentingnya nutrisi yang baik menjadi pemicu lain dari masalah ini.
“Dulu, anak saya hanya makan Makanan ringan, makanan ringan Atau jajanan ringan aja karena anak saya suka banget, ternyata itu sebabnya dia pendek.”
Melihat permasalahan tersebut, Pemerintah NTB telah menempuh berbagai cara untuk menginformasikan dan mengedukasi tentang stunting serta cara melakukan gizi yang baik pada anak.
Namun tingginya pertumbuhan di NTB mendorong pemerintah provinsi untuk menggandeng berbagai pihak, termasuk pihak swasta, untuk memenuhi peran pendidikan tersebut, salah satunya Danone Indonesia.
Kerja sama tersebut dilakukan oleh Pemprov dan Danone melalui program pelatihan “Aksi Memberi Makan Generasi Maju” bertajuk “Wujudkan Generasi Maju Tanpa Tumbuh dengan Isi Piringku Kaya Protein Hewani” yang diselenggarakan pada 9-10 Februari di Lombok .
Sitti Rohmi Djalilah, Wakil Gubernur NTB mengatakan: “Kami sangat mengapresiasi kontribusi Danone dalam pembangunan kesehatan dan lingkungan di NTB sehingga berdampak positif bagi kesehatan masyarakat, sejalan dengan komitmen kami untuk menjadi provinsi yang ramah. Anak.” .
Diketahui, selain memberikan edukasi nutrisi kepada masyarakat, Danone Indonesia juga turut membantu dalam membangun lingkungan dan kesehatan NTB, seperti pengelolaan sampah plastik dengan mengumpulkan botol bekas sebagai bahan baku botol Aqua baru.
Dengan kerja sama Lombok PET dan bank sampah Bintang Sejahtera sebagai mitra, 30 pengepul dan 1200 penyapu, setidaknya tiga hingga empat ton sampah botol plastik dikelola dalam botol yang dihancurkan dan dipadatkan per hari.
Sebagai informasi, menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki prevalensi stunting sebesar 31,4% dan termasuk dalam 12 provinsi yang wajib dipercepat penurunan stunting serta pariwisata dengan lima prioritas di atas, sangat diprioritaskan. Destinasi yang ramah lingkungan dan bebas limbah.
Koresponden: Pamela Sakina
Editor: Agus Setivan