Pentingnya memantau komposisi tubuh dan tekanan darah selama puasa

Dr. Ahli Gizi RS Pondok Indah, Jakarta, dr. Juwalita Surapsari Sp.GK mengatakan penting untuk memantau komposisi tubuh dan tekanan darah selama puasa untuk mewaspadai gejala berbahaya yang memperburuk puasa.

Dia mengatakan dalam percakapan online: Waspada saat berpuasa, jika Anda sakit kepala parah, mual, muntah, dehidrasi berat, urin sangat gelap, dan jantung berdebar, sebaiknya periksa tekanan darah secara mandiri di rumah. Disusul Jakarta, Kamis.

Memantau komposisi tubuh dan tekanan darah penting dalam situasi tertentu dan untuk orang yang berisiko serius berpuasa, seperti wanita hamil, penderita diabetes, dan penderita tekanan darah tinggi yang baru saja menerima pengobatan atau penyesuaian obat. .

Ahli gizi mengevaluasi puasa untuk membantu menurunkan berat badan dengan cara yang sehat

Ia mengklarifikasi: Komposisi tubuh yang harus diperhatikan adalah massa otot yang tidak boleh berkurang saat puasa.

Ia mengklarifikasi: Jika makanannya sesuai, tubuh kita akan mengalami perubahan metabolisme, selama pola makannya benar saat sahur dan buka puasa, massa otot tidak boleh berkurang saat puasa.

“Saat berpuasa, tubuh tidak mengambil protein dari otot untuk bertahan hingga berbuka puasa,” ujar Jualita. Tepatnya, tubuh mengambil cadangan lemak yang mengurangi massa lemak dalam tubuh.

Ia mengatakan, melalui data penelitian, puasa sebulan penuh dapat menurunkan massa lemak sebanyak 0,5 kg. Selain itu, puasa dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.

Beliau bersabda: Cadangan tubuh harus disediakan agar dapat digunakan dengan baik. Nutrisi yang benar dan seimbang dapat mencegah hilangnya massa otot dan menjaga daya tahan tubuh.

Para ahli berbagi tips puasa sehat dengan pola makan sehat dan berhenti merokok

Joalita memberikan tips mengisi kembali cadangan energi yang digunakan selama puasa agar nutrisi terpenuhi. Katanya: Usahakan konsumsi karbohidrat kompleks di pagi hari agar gula darah naik perlahan dan tidak cepat turun. Mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, susu dan yogurt juga dapat menghindarkan kita dari sembelit atau sembelit.

Jualita juga mengingatkan untuk selalu menjaga hidrasi dengan minum air mineral 8 gelas sehari terbagi antara sahur dan buka puasa serta tidak terlalu banyak minum teh atau kopi karena sering buang air kecil dapat memicu dehidrasi.

Sahur dan buka puasa adalah waktu-waktu kritis untuk mendapatkan cukup cairan. Hindari makan makanan berlemak di pagi hari karena sulit dikeluarkan dari tubuh, hindari minuman berkafein seperti teh atau kopi karena dapat merangsang keluarnya air seni yang banyak dan menyebabkan dehidrasi. Hindari makanan yang terlalu asin karena membuat Anda lebih haus.” Usul seorang dokter lulusan Universitas Indonesia.

Dikatakannya, selama puasa perlu dilakukan perbaikan pola tidur minimal empat jam sebelum sahur untuk memperbaiki metabolisme tubuh. Dan usahakan untuk tetap berolahraga pada waktu-waktu tertentu, seperti setelah berbuka puasa.

Hindari olahraga intensitas tinggi dengan detak jantung di bawah 80%. Makan camilan saat berbuka puasa dan jika ingin berolahraga lebih intensif, istirahatlah sekitar satu jam.

Agar Tetap Sehat Saat Puasa di Musim Pancaroba

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *